Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melirik Wajah Sales Musim Dingin di Prancis

1 Februari 2019   00:25 Diperbarui: 7 Februari 2023   16:59 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melongok etalase toko dengan iming-iming diskon raksasa sudah menjadi pemandangan yang lazim dalam periode sales (foto : latribune.fr/Vincent KESSLER)

Diperbarui oleh penulis 7 Februari 2023

______


Diskon oh diskon! Di mana-mana dalam dunia per-shopping-an, diskon adalah momen yang ditunggu-tunggu layaknya menanti kencan pertama. Diskon adalah saatnya belanja borongan tanpa menyayangkan berlembar-lembar uang yang akan melayang.

Diskon adalah penyembuh sementara patah hati (buat saya) karena minyak kayu putih hingga Betadine sudah tidak ampuh lagi ahahaha. Dan diskon adalah saatnya para kartu di dalam dompet berteriak untuk tidak digesek berlebihan hingga melebihi limit. Dan selanjutnya... terserah Anda.

Di Prancis, terdapat dua sales berskala nasional (les soldes nationaux) yang dirayakan secara besar-besaran yaitu sales musim panas (Les Soldes d'Été) dan sales musim dingin (Les Soldes d'Hiver) yang sekarang sedang enak-enaknya berlangsung.

Semua tata cara dan ketentuan penyelenggaraan sales ini sudah dirumuskan di dalam Code de Commerce (KUHD-nya Prancis). Masing-masing wilayah memiliki jadwal sales sendiri-sendiri yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan limit waktu selama 6 minggu untuk tahun 2019. Mulai 1 Januari 2020, sales nasional ini durasinya dipendekkan menjadi hanya 4 minggu.

Penampakan etalase salah satu toko pakaian remaja puteri (foto : Derby Asmaningrum)
Penampakan etalase salah satu toko pakaian remaja puteri (foto : Derby Asmaningrum)
Di Paris dan sekitarnya, sales musim dingin sudah dimulai sejak tanggal 9 Januari 2019 pada pukul 8 pagi teng secara serentak baik di toko-toko nyata maupun butik-butik di internet, mulai dari industri kecil atau sudah tersohor yang memperdagangkan entah itu elektronik, pakaian dewasa, baju anak-anak, sepatu, peralatan dapur, mainan hingga toko alat-alat pertukangan, furniture bahkan hypermarket sebangsa Carrefour (kecuali makanan dan minuman).

Singkatnya semua pedagang wajib berpartisipasi dalam acara ini dan jangan ada dusta di antara kita alias mencurangi konsumen karena kalau soal beginian, pemerintah di sini suka sekali bermain sidak-sidakan. Sales di kota mode ini akan berakhir tanggal 19 Februari 2019 mendatang pada pukul 12 malam untuk yang mau hambur-hamburin duit lewat internet sedangkan di pertokoan, yaa sampe tokonya tutup lah sekitar pukul setengah 9 malam. 

Seminggu sebelum periode sales mengambil alih, fase ventes privées (vente=penjualan, privée=pribadi) tancap gas terlebih dahulu. Les ventes privées ini berupa penawaran yang diberikan khusus untuk para pembeli langganan yang memegang kartu anggota. Potongan harga yang ditawarkan pun cukup menarik, bisa mencapai 40 persen untuk semua produk.

Penawaran khusus bagi pemilik member card di toko pakaian bayi dan anak-anak seminggu sebelum sales dimulai (foto : Derby Asmaningrum)
Penawaran khusus bagi pemilik member card di toko pakaian bayi dan anak-anak seminggu sebelum sales dimulai (foto : Derby Asmaningrum)
Ketika menjalankan amanah sales, terdapat beberapa peraturan yang harus ditaati oleh para pelaku industri perdagangan diantaranya, produk-produk yang didiskon harus merupakan produk yang sudah dijual ke publik minimun sebulan sebelum palu sales diketok.

Harga asli dan angka diskonnya harus terpampang jelas dan nyangkut di produk tersebut. Selain itu, produk-produk yang di-sale juga harus disusun di rak atau mempunyai area tersendiri di dalam toko untuk memudahkan mata konsumen yang mendelik mencari-cari.

Harga asli dan tag diskon yang diberikan harus terpasang di produk (foto : Derby Asmaningrum)
Harga asli dan tag diskon yang diberikan harus terpasang di produk (foto : Derby Asmaningrum)
Sales di Prancis dibagi dalam 4 tahapan penurunan harga, dimulai dari minggu pertama yang merupakan debut sales, biasanya toko-toko masih ogah-ogahan menurunkan harga dengan hanya memasang diskon 20 hingga 30 persen meski tak jarang ada beberapa toko yang langsung to the point menawarkan 50 persen, biasanya koleksi-koleksi lama yang hendak 'dibuang'.
Barisan para baju yang didiskon berhimpitan tengah menunggu pembeli (foto : Derby Asmaningrum)
Barisan para baju yang didiskon berhimpitan tengah menunggu pembeli (foto : Derby Asmaningrum)
Minggu kedua hingga ketiga, angka diskon diperbesar lagi hingga 70 persen. Biasanya mulai minggu ketiga ini histeria sales sudah menurun karena banyak produk-produk favorit yang sudah lenyap sejak minggu pertama sehingga yang tersisa hanyalah barang-barang yang dianggap 'nggak bagus' atau kurang diminati dari segi kegunaannya.

Minggu keempat hingga minggu keenam alias minggu terakhir disebut dengan dernière démarque (dernière=terakhir, démarque=perubahan harga) atau turun harga hingga titik darah penghabisan yang merupakan kesempatan terakhir bagi para konsumen untuk mengejar barang-barang diskon.

Di masa ini pegawai toko pun sudah meminggirkan produk-produk sales di pojok ruangan. Selebihnya, ruangan toko sudah benar-benar terisi dengan koleksi terbaru, yang tentu saja, no discount lah yaww.

Diskon di toko sepatu mix gender. Toko-toko sepatu di Prancis menganut sistem self-service di mana pembeli memilih dan menjajal sendiri sepatu-sepatu yang diinginkan. Jika akhirnya tidak jadi membeli, sepatu-sepatu tadi harus dikembalikan ke tempatnya semula (foto : Derby Asmaningrum)
Diskon di toko sepatu mix gender. Toko-toko sepatu di Prancis menganut sistem self-service di mana pembeli memilih dan menjajal sendiri sepatu-sepatu yang diinginkan. Jika akhirnya tidak jadi membeli, sepatu-sepatu tadi harus dikembalikan ke tempatnya semula (foto : Derby Asmaningrum)
Berjibaku di saat-saat sales, terlebih jika memburu pakaian khususnya bagi para wanita, fitting room pun menjadi penuh sesak apalagi di Jumat sore dan Sabtu karena di Prancis sebagian besar pusat perbelanjaan menutup diri pada hari minggu. Ngomong-ngomong tentang fitting room, ribet adalah kata yang saya gambarkan ketika akan menjajal pakaian di dalam ruangan kecil bersekat itu.

Pertama, harus melepas jaket lalu menanggalkan pullover, mencopot kaos, naah baru deh bisa mencoba baju yang lagi didiskon. Ribet yang kedua adalah harus memakai kembali segala yang kita lucuti dari badan tadi. Ngos-ngosan juga cuma mau jajal baju, belum tentu dibeli pula ditambah menunggu antrian yang panjang dan cukup lama karena tiap-tiap manusianya melakukan ritual keribetan yang sama di dalam kamar pas seperti saya tadi. 

Tidak hanya berburu di toko-toko konkret, dengan teknologi yang berkembang biak dalam satu kedipan mata, konsumen di Prancis juga tertarik menikmati sales lewat internet alias belanja online.

Terkadang diiming-imingi juga dengan ongkos kirim gratis semasa periode sales. Namun saya pribadi tidak begitu keranjingan belanja online karena tidak dapat melihat secara langsung, megang-megang, mencium jika itu parfum, dan mencobanya terutama pakaian apalagi pakaian dalam. Ahahaha...

Menurut survey yang dilakukan Fevad (La Fédération du E-commerce et de la Vente à Distance), sebuah lembaga Prancis didirikan pada tahun 1957 yang menggawangi lebih dari 500 perusahaan yang berkecimpung dalam aktivitas penjualan jarak jauh apa pun alat komunikasi yang digunakan (internet, korespondensi, telepon, dll).

Sales musim dingin tahun 2018 lalu menunjukkan bahwa sebanyak 77 persen warga Prancis lebih memilih melakukan transaksi pembelian lewat internet dan mengalokasikan budget rata-rata sebesar 216 euro (sekitar 3,4 juta rupiah) per orang dengan pakaian sebagai produk nomer satu yang paling banyak diminati.

Angka 77 persen tadi sebagian besar isinya adalah kaum hawa berusia 35-49 tahun dengan alasan lebih meringkas waktu dan terhindar dari gelagat senggol-desak-rebut dengan shopper lainnya. Bener juga sih, nggak kebayang jika harus sampai rebutan kemeja yang tinggal satu-satunya dan didiskon 60 persen, jadilah duel otot-otot tangan tak terhindarkan lagi.

Sesuai dengan peraturan yang tertera di dalam KUHD Prancis, jika konsumen tidak merasa puas dengan barang yang dibeli atau berubah pikiran sesampainya di rumah setelah mencoba-coba lagi, konsumen mempunyai hak untuk menukar atau bahkan me-refund barang tersebut apapun motifnya. Namun tenggat waktu untuk menukar atau melakukan refund bisa berbeda-beda.

Biasanya, untuk produk sales, toko-toko memberi jangka waktu kepada konsumen selama 7 hingga 10 hari sedangkan untuk barang-barang yang dibeli dengan harga normal bisa ditukar atau dikembalikan dalam waktu 14 hingga 30 hari dengan menyodorkan struk pembelian, price tag yang tidak boleh terlepas dari produk tersebut, jika pakaian (bayi hingga dewasa), tidak boleh digunakan, dicuci, apalagi sudah dibawa ke tukang jahit sebelah buat diotak-atik begitu juga dengan barang-barang elektronik, harus dengan kardus yang asli seperti ketika pertama dibeli dan perintilan di dalamnya masih lengkap.

Namun toko mainan dan video game tidak menerima acara refund melainkan memberi voucher yang berlaku selama setahun. Para beauty addicts pun bisa melakukan exchange dan refund ini dan yang lebih asyik, warung kosmetik gado-gado Sephora di sini tidak memberi jangka waktu kepada konsumen untuk menukar atau meminta duit kembali selama produk kosmetik tersebut masih tersegel dan kemasannya tidak rusak. Jadi bisa kapan aja.

Nah, jika konsumen melakukan transaksi sales online, pilihannya, barang bisa ditukar langsung ke toko yang terdekat atau mengirim produk ke depot untuk ditukar kembali. Tenggat waktu yang diberikan juga sama antara 7 hingga 10 hari untuk barang sales dan 14 hingga 30 hari untuk produk dengan harga normal.

Sedangkan untuk refund, konsumen masih harus mengirim kembali barang tersebut ke depot lalu melakukan prosedur refund melalui situs toko yang bersangkutan. Biasanya kurang dari seminggu uang si pembeli sudah kembali.

Bagaimana dengan produk-produk mewah yang harganya bombastis bikin kepala geleng-geleng bak di diskotek? Nah, jika anda fans berat tas-tas branded dan barang-barang lux yang dilahirkan dari rahim rumah mode Prancis seperti Louis Vuitton, Dior, Chanel hingga Hermès, anda dipersilahkan gigit jari karena mereka tidak akan pernah membuat promo, menurunkan harga, terlebih ikut-ikutan acara sales musim dingin atau sales musim panas hingga sales musim rambutan yang ditujukan untuk publik apalagi yang jelata seperti saya ini. 

Penurunan harga pada barang-barang lux sangatlah tidak mungkin dilakukan karena barang-barang tersebut memiliki cita rasa ekslusif. Jika ada brand mewah yang sampai melakukan sales atau penurunan harga, sama saja merk tersebut telah kehilangan image-nya sebagai sebuah brand mewah dan harga super fantastis yang disandangnya sudah tidak berarti lagi.

Para konsumen produk-produk lux tidak membeli barang-barang sales karena mereka lebih memilih membayar dengan harga setinggi-tingginya demi mendapatkan sebuah produk yang rare dan mahal, jelas Minter Dial, seorang spesialis produk-produk lux yang bermukim di London kepada situs majalah Prancis terkemuka Le Figaro.

Meski teorinya begitu, ternyata kios-kios mewah tersebut juga kerap memberikan potongan harga tetapi hanya untuk barang-barang yang tidak terlalu laku dijual di butik, tentu saja pelaksanaannya secara rahasia baik waktu dan tempatnya, yang diorganisir oleh pihak toko dengan mengundang para membernya yang terpilih.

Meski kehadiran sales di Prancis kini dirasakan mulai redup pamornya dengan datangnya fenomena turun harga gila-gilaan asal Amerika Serikat bernama Black Friday sejak November 2017 lalu, event nasional tersebut masih tetap diminati khalayak.

Iya lah, siapa sih yang nggak suka diskon? Kehadiran sales raksasa berikutnya yaitu sales musim panas yang akan berlangsung di bawah terik matahari 26 Juni hingga 6 Agustus 2019 nanti pastilah ditunggu-tunggu yang membuat saya pun akhirnya memulai lagi menyemplungkan koin-koin ke dalam celengan kodok demi tenggelam di pusaran angka diskon beberapa bulan mendatang...

Derby Asmaningrum
Prancis, 30 Januari 2019

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun