Mohon tunggu...
Desi Puspitasari
Desi Puspitasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - belajar terus untuk kualitas hati semakin baik

SEORANG IBU DARI GADIS REMAJA MELUANGKAN WAKTU MENULISKAN PELAJARAN YANG DIDAPAT DARI KEGIATAN HARI-HARI YANG CUKUP MENANTANG. MENYADARI HIDUP INI BUKAN "PERJUANGAN" TAPI HARUS DILALUI DENGAN TEGAR. KARENA ITU,DISINI BISA JADI LUAPAN PELAMPIASAN. SEMOGA YANG POSITIF.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dinikahi Wartawan #1

29 Januari 2022   20:22 Diperbarui: 30 Januari 2022   13:21 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinikahi wartawan #1

Diusia 22 saat energik, sedang menikmati kerja untuk mulai bantu orantua.
sedang menikmati eforia pertandingan sepakbola, Seorang tak dikenal datang minta kenalan.
meminta duduk disofa untuk ngobrol 5 menit. rupanya kisah hidup yang diceritakan dan tidak cuma 5 menit.
diawali ajakan menikah, mengaku duda punya anak 2,dan selanjutnya.
ajakan Jelas kutolak!
melalui cerita panjangnya ternyata itu trick mengambil empati lewat cerita anak.

sekian kali ditolak juga tidak nyerah.
sesumbar jungkir balik 7x depan umum klo diterima. tetap,Tidak!
waktu semakin panjang dan semakin risih, akhir kata dia bilang
"Saya kenalin sama anak-anak dan ibu saya deh habis itu terserah.
mohon maaf tidak bisa karena baru kenal.
teman saya mulai emosi dan pulang karena kelamaan nunggu.
akhirnya Untuk membuat orang ini cepat berlalu dari hidup saya, di iyakan tapi kapan-kapan.
sekarang saya ajak kerumah kenalan sama mereka habis itu saya antar pulang. saya kalah sejak awal.

Ketemu anak dan ibunya.
melihat anak2nya yang dirawat ibunya dan sering ditinggal kerja berhari-hari tidak pulang.
mereka terlihat manja dan bersikap terkadang kurang sopan. spontan berpikir mereka butuh didikan seorang ibu.
dan dia berhasil bikin saya terenyuh lewat anaknya.
Sejak saat itu saya tidak dilepas, seperti sapi dicucuk moncongnya.
Saya tidak boleh pulang tidur sama anaknya sedangkan dia selalu dikantor.
Setiap izin pulang selalu diberi tanggung jawab, antara bodoh vs baik itu 11-12.
Karena setiap diberi tanggung jawab terasa seperti punya beban jika tidak dijaga.

3 bulan kemudian menikah januari 1998 bulan puasa.
Bodoh dan polosnya saya disuruh urus surat ke orangtua tanpa dia datang, saya bersedia.
tidak paham konsep pernikahan, ke KUA pun jalan masing2. Saya nyetir jemput keluarga saya dihotel,
dia dari kantor dengan temen2nya.
saya hanya pakai baju seperti mau kekantor, keluarga suruh saya ganti baju dihotel tapi saya bingung "baju apa?"
mereka pikir dari keluarga laki sudah mengarahkan.
mereka ajak beli baju muslim dulu, pkl 8:30 belum ada toko yang buka dan satu-satunya ada Ramayana,
itu pun mereka baru prepair buka. ya Allah sedih amat nasib guwe hahaha..

Bersambung..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun