Mohon tunggu...
Deo Dwi Purwanto
Deo Dwi Purwanto Mohon Tunggu... Petani - Young Max Arok

Belajar tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Catatan Waktu

7 Januari 2021   02:44 Diperbarui: 7 Januari 2021   02:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekarang hanyalah tinggal Masa Lalu belaka
Benar adanya pesan orang tua dahulu.
Semua manusia pasti berubah
Oleh harta, tahta, bercinta kasih
Candu yang memabukkan manusia.
Makin engkau kejar hancurlah dirimu
Ditelan tipu muslihat dunia ini
Maka berpegang teguhlah pada ilmu dan adab yang baik

Kini yang nampak ku lihat sikap besar kelapa
Merasa paling hebat tak ingin membaur bersatu
Tak ingat dia waktu buta huruf dahulu
Sekarang telah pintar sungkang berbagi ilmu
Tak ingat dia waktu kemelaratan hidup
Sekarang telah punya lupa cara berbagi
Tak ingat dia waktu jadi rakyat kecil
Sekarang telah jadi pemimpin semaunya saja
Tak ingat dia waktu membujang ditampung
Sekarang telah bercinta ditendang sahabatnya

Andaikata kita insyaf dan merenungi perjalanan
Maka jangan mudah terlena apalagi lupa diri
Kurangi kebanggaan yang kau pamerkan kini itu
Sadarilah ada kawan, sahabat, guru dan orang tua
Berdoa serta membantu dengan ikhlas demi engkau
Tanpa mereka kau tak akan bisa melangkah sejauh ini
Sudah selayaknya merekalah tempat kau berterima kasih
Jangan hanya isi perut dan tampilan nafsu kau agungkan
Sampai tak paham cara balas budi pada sesama manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun