Mohon tunggu...
Deomedes Rosarivia Vietnabarga
Deomedes Rosarivia Vietnabarga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (aktif) yang masih mencoba aktif.

subjektif adalah kebenaran di mata penulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Mengenai Puisi "To Margot Heinemann" atau "Huesca"

17 Desember 2022   16:29 Diperbarui: 17 Desember 2022   16:33 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puisi ini bercerita seseorang yang tidak siap untuk jauh dari kesayangannya .

Hal itu dapat dilihat dari isi puisi yang menceritakan perpisahan dan ketakutan. Pada bait pertama, puisi ini menggambarkan mengenai kenangan yang ada pada dirinya merupkakan sebuah penderitaan dan juga bagai bayangan yang menenangkan pandangannya. Dari bait pertama tersebut, dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut menanggap sebuah kenangan tersebut sebagai sesuatu yang menenangkan, namun di satu sisi juga sebuah penderitaan. Kenangan yang biasanya manis dan membuat seseorqang bahagia, juga dapat menjadi beban yang malah menimbulkan penderitaan.

DI bait kedua, isi puisi tersebut menceritakan mengenai kehadiran dan kepergian, yang digambarkan dengan angin serta musim gugur dan dilanjutkan dengan ketakutan yang dialami penulis. Angin yang menandakan bahwa musim gugur akan tiba, yang erat kaitannya dengan berjatuhan atau gugurnya daun-daun dari pohon yang semakin diperkuat maknanya dengan penjelasan "ketakutan" dari penulis membuat kita mengerti bahwa penulis pergi di kala sore hari dan sebelum musim gugur tiba, dan ia masih takut kehilangan seseorang yang ia cintai dan ia juga takut pada ketakutannya tersebut.

Pada bait ketiga, digambarkan bahwa di akhir-akhir perjalanannya, sang penulis dengan penuh harap, mengharapkan agar orang yang dicintainya mengetahui bahwa ia tetap merasakannya di sisinya, yang digambarkan dengan kalimat "On the last mile to Huesca", serta "Think so kindly, dear, that I sense you at my side". Isi bait ketiga ini sangat menggambarkan perasaan serta harapan yang ada pada penulis, ia yang tak kuat untuk berpisah dengan seseorang yang dicintainya, akhirnya harus pasrah dan hanya mampu berharap agak pasangannya tersebut dapat tahu bahwa ia tetap merasakan kehadirannya di sampingnya.

Dan di bait terakhir, berisi tentang ketakutan sang penulis yang disertai dengan harapannya kepada seseorang yang dicintainya dalam puisi tersebut untuk mengingat segala hal baik yang telah mereka lalui. "Jika kesialan harus membaringkan kekuatannya ke dalam kuburan, ingatlah segala hal baik yang kau bisa, jangan lupakan itu cintaku", itulah kalimat akhir puisi yang menjadi penutup pusii indah tersebut.

Dari keseluruhan isi cerita yang telah saya jelaskan, dapat saya simpulkan bahwa puisi ini bercerita tentang seseorang yang akan pergi meninggalkan kekasihnya, dan kepergiannya itu menghantui dirinya sendiri dengan ketakutan-ketakutan yang hadir dalam pikirannya. Selama perjalanan pun, ia masih terus dihantui oleh ketakutan-ketakutan tersebut dan suasana yang menemaninya selama perjalanan turut membuatnya jatuh semakin dalam kedalam lobang. Pada akhirnya, ia pasrah dan jika kekuatannya habis dan ia meninggalkan dunia ini, ia berharap agar pasangannya tersebut dapat mengingat kenangan-kenangan manis yang telah mereka lalui.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun