Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dari Camp Nou Menuju El Clasico Hingga Derby Manchester

28 Mei 2016   08:24 Diperbarui: 28 Mei 2016   19:43 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="One day at Camp Nou"][/caption]

Catalunya di tahun 90an. Di sebuah stadion megah berdiri seorang pria yang bertugas sebagai tukang gosok sepatu para pemain, namun ia juga menjadi penerjemah dan terkadang pendapatnya menjadi masukan bagi pelatih. Penampilannya membuatnya terlihat seperti ballboy andai ia masih berusia muda. Di sisi lain, seorang pemain sedang berlatih dan bersiap-siap jelang laga berikutnya. Ia adalah orang asli katalan, bagian dari ‘Dream Team’ yang diciptakan oleh pelatih tersukses mereka saat itu, Johan Cruyff. Dan bisa dibilang, ia adalah anak spiritualnya.

Kedua orang ini saling bertemu disana. Hubungan keduanya biasa-biasa saja. Hanya ada rasa saling respek dibarengi dengan etos kerja profesional. Tak ada friksi atau gesekan yang bersifat destruktif. Toh mereka berdua mengangkat panji-panji yang sama.

Keluar dari Camp Nou

Abad ke-21 telah dimulai. Si tukang gosok sepatu, ballboy, penerjemah atau apapun sebutan dia kini telah menjadi pelatih muda yang sukses. Dari Portugal hingga ke negeri Ratu Elizabeth, ia menulis kisahnya dalam tinta emas kesuksesan meski diakhiri dengan goresan pemecatan. Sementara si aristokrat yang berasal dari katalan itu berkelana ke negeri seberang sebelum akhirnya pensiun dan kembali ke tanah kelahirannya untuk menukangi tim ‘kelas dua’ dari kampungnya. Sejarah mencatat bahwa aristokrat kemudian naik kelas untuk melatih tim utama dan mencatatkan namanya sebagai salah satu pelatih muda berbakat lewat trofi-trofi yang diraihnya.

Takdir akhirnya mempertemukan kedua pria ini. Si ballboy dengan sepakbola pragmatisnya berhasil mengalahkan sepakbola balerina dari aristokrat. Mahkota jawara benua biru menjadi bukti. Setelahnya si ballboy kembali ke Spanyol tapi bukan ke Camp Nou, melainkan sebagai lawan yang akan dihadapi oleh anak asuh sang aristokrat kala mereka melawat ke Santiago Bernebau.

[caption caption="Real Madrid VS Barcelona"]

[/caption]

El Clasico

Mungkin inilah yang disebut sebagai awal mula. Dua klub dengan persaingan panjang dibesut oleh dua pelatih yang juga ditakdirkan kerap berseteru. El Clasico selalu menjadi sajian menarik. Ini bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi melibatkan adu gengsi dan juga prestis. Seketika pertemuan Si Putih dan Si Belang-belang menjadi berbeda, kian panas dari waktu ke waktu disertai tensi ketegangan yang kian meninggi. Para pemain Si Putih seperti mendapat tugas tambahan dari ballboy bukan hanya menendang bola tetapi juga menendang kaki lawan. Sementara aristokrat memberi les tambahan kepada anak buahnya untuk mendalami seni peran dan berakting ala Hollywood.

Hasilnya? Si aristokrat bisa tersenyum di musim pertama dengan menjuarai kompetisi lokal dan eropa sekaligus. Sementara si ballboy harus puas dengan piala penyok. Musim kedua, giliran ballboy tertawa lebar. Dominasi klub Belang Biru Merah berhasil dipatahkan, lengkap dengan jumlah memasukkan bola ke gawang terbanyak dalam sejarah. Puncaknya, aristokrat memutuskan untuk mundur. Seperti kehilangan cinta sejatinya, setahun kemudian ballboy seperti tidak merasa bergairah lagi hingga ia dipecat dari tim Si Putih.

Ballboy kembali ke cinta lamanya di negeri Ratu Elizabeth. Sementara aristokrat hanya bermain aman di kompetisi dimana timnya pasti juara. Oh ya, mereka sempat sekali bertemu masing-masing dengan tim barunya yang berstatus juara eropa kelas A dan kelas B. Tak lama, aristokrat memutuskan untuk mencoba tantangan baru di liga tendang lari, namun ballboy yang menganggur sejak akhir tahun lalu kini juga mendapat pekerjaan baru. Uniknya, mereka sama-sama melatih tim yang berasal dari kota yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun