Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rencana Perjalanan Setelah Pandemi Selesai

11 Mei 2020   11:32 Diperbarui: 11 Mei 2020   11:47 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rencana perjalanan (sumber: suara.com)

Saat ini, beberapa kota di Indonesia sedang memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Masyarakat juga dihimbau untuk tinggal di rumah demi memutus rantai penyebaran virus corona. Tak dipungkiri, virus ini telah menjadi pandemi global dan memaksa semua orang untuk 'tak bisa pergi kemana-mana'.

Sebagai seorang petualang dan pengelana picisan, saya pribadi cukup merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Beberapa rencana perjalanan yang sedianya dilakukan pada Maret-April silam terpaksa ditunda atau dibatalkan. Padahal sudah ada planning trip di setiap minggunya.

Kita tidak tahu kapan pandemi ini selesai, angka-angka jumlah pasien terjangkit corona juga masih bertambah. Beberapa orang sudah merasa bosan dan jengah karena terus berdiam di rumah, termasuk saya pribadi.

Namun kita harus berdamai dengan keadaan dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin selama masa karantina ini. Saya pribadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan menulis, membaca buku atau streaming youtube mencari hiburan, sekedar untuk self healing dan terus berpikir positif.

Salah satunya adalah menulis rencana perjalanan setelah pandemi selesai. Tak ada salahnya menuliskan target dan tujuan kita yang tertunda serta mencoba merealisasikannya.

Adapun rencana-rencana perjalanan tersebut antara lain:

Surabaya (sumber: tripadvisor.com)
Surabaya (sumber: tripadvisor.com)
1. City tour Surabaya

Ini adalah sebuah 'hutang' yang sejatinya harus dilunaskan pada April silam. Kebetulan, akhir tahun lalu saya mendapatkan voucher menginap di hotel bintang 4 di Surabaya (yang expired 30 April 2020).

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Rencana perjalanan yang sejatinya dilakukan pada awal bulan ramadhan itu terpaksa dibatalkan. Voucher hotel juga sudah expired. Akan tetapi, rencana harus tetap dilanjutkan. Apalagi saya akan melakukan perjalanan ini seorang diri atau solo trip.

Alasan mengapa saya ingin ke Kota Pahlawan ini sebenarnya cukup sentimentil. Ibu saya berasal dari Surabaya. Meski lahir di Jakarta dan belum pernah menginjakkan kaki di kota terbesar kedua di Indonesia tersebut, sebagian dari diri saya mengatakan bahwa 'sekali-kali kau harus mudik'. Karena dalam tubuh ini juga mengalir darah arek suroboyo.

Anyway, saya tak melakukan perjalanan ini benar-benar sendirian. Untunglah saya memiliki 2-3 teman yang bisa dihubungi dan menemani perjalanan saya selama di Surabaya. Semoga rencana ini bisa terlasksana. Amin.

Danau taman hidup (sumber: gunung.id)
Danau taman hidup (sumber: gunung.id)
2. Mendaki gunung

Tahun 2020, saya hanya mendaki Gunung Papandayan pada pertengahan Februari silam. Di bulan yang sama, dua kali pula saya ke Gunung Galunggung meski tempat ini hanya sebuah gunung wisata. Pandemi telah membuat kaki saya gatal untuk nanjak.

Saking rindunya nanjak, saya sering kali menonton dokumentasi perjalanan dan pendakian gunung di youtube. Ingin sekali rasanya tidur beralaskan tanah, beratapkan bintang-bintang dan berselimutkan dingin. Namun keinginan ini harus ditahan sampai pandemi usai.

Beberapa gunung yang menjadi target saya adalah Gunung Parang (Via Ferata 900M sampai puncak!), gunung-gunung di Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Merbabu, Lawu, Ungaran, Argopuro dan Raung. Saya juga ingin mendaki gunung di Sumatera, yang terdekat dulu saja seperti Dempo, Pesagi atau Rajabasa.

Sayangnya saya harus berburu dengan waktu. Karena para pecinta alam pasti tahu bahwa waktu terbaik mendaki gunung adalah musim kemarau, puncaknya pada Juli-Agustus. Mari berdoa semoga pandemi cepat usai agar kita semua bisa nanjak lagi.

Bucket list (sumber: wego.co.id)
Bucket list (sumber: wego.co.id)
3. Mencoret bucket list

Dua tahun silam, saya pernah membuat bucket list mengunjungi beberapa tempat indah di Indonesia seperti Danau Toba, Belitung, Toraja dan Flores. Sayangnya semua list tersebut belum ada yang tercapai karena terbentur waktu dan bajet.

Saya juga tak mau muluk-muluk, apalagi semua destinasi tersebut membutuhkan biaya yang tak sedikit. Bisa mencoret salah satunya saja rasanya bersyukur sekali. Yang paling affordable adalah trip ke Belitung. Untuk destinasi Danau Toba dan Toraja saya sudah punya teman akamsi (anak kampung situ) yang sudah ditodong untuk menjadi guide dan bersedia.

Sekarang tinggal menunggu waktu yang tepat sambil mengumpulkan pundi-pundi untuk merealisasikannya. Karena akan bahagia sekali rasanya bila berhasil mencoret list yang telah tercapai.

Bucket list (sumber: idntimes.com)
Bucket list (sumber: idntimes.com)
Itulah rencana perjalanan saya setelah pandemi selesai. Saya pun telah menerima banyak pesan melalui WhatsApp atau DM Instagram yang memberi support agar 'si anak traveling' ini bisa jalan-jalan lagi. Karena mereka pasti tahu saya bukanlah orang yang bisa terus berdiam di rumah.

Kalau kamu, apa rencanamu jika pandemi ini selesai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun