Kesehatan itu mahal harganya. Bahkan, jika sakit hanya orang-orang mampu dan cukup berduit saja yang bisa 'membeli kembali' kesehatan tersebut. Lalu bagaimana dengan orang miskin dan tidak mampu? Haruskah mereka pasrah pada keadaan jika mengalami sakit?
Beruntung sekali pemerintah saat ini memperhatikan kesehatan masyarakat agar semua mendapatkan akses dan pelayanan yang sama melalui BPJS Kesehatan dan program JKN-KIS. Ditambah lagi demi meningkatkan mutu dan pelayanan, BPJS meluncurkan Layanan Jemput Bola atau Mobile Customer Service (MCS).
Seperti diketahui, BPJS mengalami penyesuaian iuran per 1 Januari 2020 mendatang. Penyesuaian tersebut antara lain: Kelas 1 menjadi Rp 160.000/orang/bulan, Kelas 2 menjadi Rp 110.000/orang/bulan, dan Kelas 3 menjadi Rp 42.000/orang/bulan. Atas dasar tarif yang telah disesuaikan inilah BPJS berinisiatif untuk memberikan layanan jemput bola dengan target masyarakat kelas menengah sampai yang tinggal di daerah pelosok dan terpencil.
Layanan Jemput Bola atau Mobile Customer Service (MCS) adalah kanal layanan berupa mobil yang dilengkapi infrastruktur pendukung operasional pelayanan peserta untuk pendaftaran, perubahan data, cetak kartu dan pemberian informasi, pembayaran iuran serta penanganan pengaduan. Aktifitas jemput bola ini dilaksanakan setiap hari kerja maupun hari libur (sesuai kebutuhan) mulai tanggal 9 Desember 2019.
- Goes to Village (kantor pemerintahan, kecamatan, kelurahan, desa/dusun, puskesmas)
- Around City (alun-alun/pusat kota/pusat keramaian)
- Hi Customer (mall/pasar tradisional/pasar/sekolah/kampus)
- Corporate Gathering (kementerian/instansi/lembaga milik pemerintah/badan usaha)
- Car Free Day/Hobbies Community
Tujuan dari MCS ini adalah sebagai upaya untuk mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kepada peserta BPJS Kesehatan dengan menggunakan konsep 'jemput bola'. Selain itu, layanan ini juga menjadi media promosi dan corporate branding kepada masyarakat luas.
Dengan adanya Layanan Jemput Bola diharapkan masyarakat bisa mendapatkan akses yang lebih mudah demi mendapatkan jaminan kesehatan. Bukan hanya masyakarat menengah ke bawah atau yang tinggal di daerah pelosok saja, tetapi juga masyarakat kota ata menengah ke atas yang belum mendapatkan atau mengurus layanan BPJS Kesehatan.
Semoga dengan semakin meningkatnya mutu pelayanan BPJS, masyarakat luas bisa mendapatkan akses kesehatan yang merata. Seperti yang digaungkan oleh program JKN-KIS, dengan gotong royong semua tertolong.
