Mohon tunggu...
Dens Saputra
Dens Saputra Mohon Tunggu... Penulis - De

menulis adalah seni berbicara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Kabar Sekolah?

9 Mei 2022   07:38 Diperbarui: 9 Mei 2022   07:51 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Parahnya lagi kalau pendidikan kita diperlakukan seperti sistem produksi. Artinya bahwa sekolah hanyalah bagian dari produksi besar kapitalisme modern yang tujuannya adalah profit. Dan quates adalah bagian dari itu, meskipun itu disampaikan oleh tokoh-tokoh terkenal. 

Ini bisa terjadi dikarenakan asupan-asupan yang diterima oleh anak didik surplus quates tetapi minim tindakan.

Sekolah Pandemi

Sistem daring yang dipraktekan selama pandemi, mengindikasikan sekolah hanyalah formalitas dengan mengumpul tugas dan mengisi absen.  Peristiwa ini adalah bentuk kemunduran pendidikan modern dimana sekolah bukan lagi satu-satunya corong pengetahuan, tetapi hanyalah wadah agar nilai bagus dan orang tua bangga. 

Praktek ini berjalan hampir setahun dan sekolah sulit untuk mengontrol apakah akses pengetahuan benar-benar dinikmati oleh peserta didik atau tidak.

Fenomena daring membuat sekolah dan aktivitasnya sedikit berubah, mulai dari kebijakan sampai pada praktek mengajar.  Kegiatan-kegiatan itu diadaptasikan dengan kondisi pandemi sebagai sebuah kesatuan dari konsep "new normal".

Sekolah tidak lagi seromantis dulu saat pandemi belum ada. Tatap muka perlahan akan menjadi dongeng yang hanya diceritakan kepada anak cucu. Dinamika sekolah dan sistem pendidikan berubah perlahan -- lahan seiring waktu.  Poin penting dari perubahan itu adalah kecepatan dalam mengakses sesuatu dalam bentuk apa pun. Keterlambatan bukan lagi sesuatu yang di dewakan dan hanya akan menjadi masalah di kemudian hari.

Tidak heran pendidikan kita hari ini beserta fenomena sosial yang terjadi membuat pertumbuhan pikiran semakin cepat dan kompleks. Dengan bertumbuhnya pikiran itu, maka argumentasi yang dibangun pun lebih kental dan logis dan sekolah tidak bisa menangkal hal itu terjadi. 

Bisa saja ditemukan peserta didik memiliki refrensi yang lebih "up to date" dibandingkan guru atau pengajarnya. Tetapi bisa juga terjadi ada anti kritik yang dilakukan sekolah terhadap ilmu-ilmu baru sebagai akibat dari sekolah tidak ingin ada perubahan yang terlalu cepat.

Tidak bisa dipungkiri lagi, ilmu pengetahuan tidak hanya ada di sekolah -- sekolah. Akses pengetahuan itu bisa di dapatkan melalui internet, sehingga jangan aneh kalau generasi saat ini lebih aktual dan argumentatif dalam menilai sesuatu. 

Ini merupakan efek dari mekanisme daring dalam dunia pendidikan dan bisa saja ketika tatap muka dilangsungkan akan ada benturan antara pendidik dan peserta didik. Sikap peserta didik yang lebih eksploratif dan instan akan menjadi pertimbangan sendiri bagi sekolah-sekolah konservatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun