Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menanti Kicauan Jalak Kebo di Langit Bandung

18 November 2017   23:19 Diperbarui: 19 November 2017   00:29 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, sinar matahari bersinar cerah setelah beberapa hari sebelumnya mendung senantiasa menggelayuti langit Kota Bandung dan menghalangi pancaran mentari. Ada pemandangan lain di kebun binatang bandung (KBB) saat itu. Sejumlah kursi bersarung putih berderet rapi di blok sangkar burung, khususnya di depan sangkar besar yang dihuni oleh puluhan burung kerak kerbau ((Acridotheres javanicus) atau yang biasa di kenal sebagai burung jalak kebo.

Burung dengan ciri khas bulu berwarna abu abu tua atau ungu kehitaman (cenderung hampir hitam) ini termasuk dalam Spesies burung familia jalak  dengan daerah sebaran di wilayah Asia Timur, Asia Tenggara dan Kepulauan Indonesia bagian barat.

Rasa penasaran terus berkecamuk dalam hati, ketika sejumlah orang wara wiri seperti sedang menyiapkan sesuatu. Namun rasa penasaran itupun beransur menguap seperti air embun di ujung dedaunan saat tersinari matahari saat sebuah spanduk terbentang dan menginformasikan hari itu aka nada pelepasliaran puluhan burung jalak kebo.

Tak berapa lama waktu berselang, rombongan Walikota Bandung Ridwan Kamil, bersama BKSDA Jabar, Susetyo Iriono dan Pembina Kebun Binatang Bandung Tony Sumampau nampak berjalan cepat sambil sesekali melihat sejumlah kandang berisi hewan koleksi KBB, hingga akhirnya tiba lokasi acara.

Meski sederhana, namun ada esensi mendalam dari balik  pelepasliaran puluhan burung jalak kebo ini yaitu mengembalikan populasi burung di alam bebas Kota Bandung. Apalagi Kota Bandung menjadi salah satu kota yang menjadi jalur migrasi ribuan burung dari wilayah utara seperti jepang dan china.

Sehingga tidak menutup kemungkinan kedepannya jika lingkungan dan habitat burung di Kota Bandung terjaga dan terpelihara dengan baik bukan tidak mungkin akan menjadi daya tarik tersendiri bagi turis mancanegara maupun domestik khususnya para pecinta burung untuk menghabiskan waktu di Kota Bandung untuk mengamati migrasi burung.

Menurut Pembina Yayasan Kebun Binatang Bandung (KBB), Tony Sumampau, menyatakan bahwa tujuan dari pelepasliaran burung jalak kebo ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari yayasan KBB pada kampanye aliansi para pecinta burung berkicau di luar negeri yang mencanangkan mulai 22 september 2017 sampai 22 september 2018 mengaktifkan silent forest.

"meski bermakna tidak mau menjadikan hutan itu sunyi, namun tujuannya untuk membangkitkan burung dilepas sehingga hutan itu tidak sunyi" ungkapnya saat di temui beberapa waktu lalu sebelum acara pelepasanliar ini terjadi hari ini, sabtu (18/11/2017)

Masih dalam perbincangan tersebut, Tony menerangkan, ini awal pertama sekali lepas 40 (Jalak Kebo), nanti selanjutnya kami tangkap lagi burung spesies berbeda. Lalu nanti hasilnya kita lepas. Kita lepas satu spesies dulu, biar berkelompok. Ungkapnya dalam perbincangan yang difasilitasi oleh marcom KBB Sulhan safei itu.

Sebagai informasi, burung dengan ukuran sedang (25 Cm) ini, hidup dalam kelompok besar atau kecil. Sebagian besar mencari makan dipadang rumput, lahan pertanian bahkan daerah pemukiman penduduk. Menurut cerita orang tua dulu, jalak kebo ini, senang bertengger di punggung kerbau sambil mencari kutu kutu yang menempel di tubuh kerbau, sehingga dinamakan jalak kebo. Burung ini pun senang mencari makanan di tanah, dan makanan apapun langsung disantapnya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Menghindari Penangkapan Oleh Pemburu Liar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun