Mohon tunggu...
Fransiskus Xaverius
Fransiskus Xaverius Mohon Tunggu... -

I see the whole world from my extraordinary perspective

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mempertanyakan Eksistensi Surga dan Neraka

25 Desember 2012   04:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:05 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Apakah kita semua

Benar-benar tulus

Menyembah pada-Nya

Atau mungkin kita hanya

Takut pada neraka

Dan inginkan surga"


Sedikit penggalan dari lagu karya seorang legenda musik Indonesia, Alm. Chrisye. Sekilas saya mendengarkan, saya langsung spontan bertanya, "Apa yang akan terjadi jika persepsi surga dan neraka tak pernah ada?", yang pasti jawaban dari pertanyaan tersebut adalah pertanyaan kembali yang sesuai dengan kutipan lirik yang saya kutip di atas.


Sedikit mengulas, definisi surga sendiri menurut kamus umum wikipedia adalah suatu tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran agamanya.

Sedangkan definisi neraka sendiri adalah merupakan suatu tempat yang diyakini oleh penganut beberapa agama dan atau aliran kepercayaan sebagai tempat kesengsaraan abadi setelah mati. Tempat ini berada di alam gaib sebagai balasan atas perbuatan manusia yang dinilai menyimpang dari aturan agama.


Kemudian saya bertanya kembali ke dalam diri saya, "Bisakah saya mempercayai ini semua? Saya adalah orang yang berpemahaman logis! Semua persepsi ini tidak bisa cocok dengan logika", saya kemudian bertanya kembali, "Lalu, kalau saya tidak mempercayai itu semua, saya harus percaya kepada apa?".

Sebuah pertanyaan pelik yang menghujam kepala saya terus menerus. Saya mencari referensi, bertanya kepada para pemuka agama (dari berbagai agama yang berbeda) dan masih belum saya temukan jawabannya. Hingga suatu ketika, atasan saya di kantor berkata, "Tidak ada salahnya mengikuti logika, namun hati lebih peka". Sontak pernyataan simple tersebut membuat saya terdiam dan termenung untuk berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun