Mohon tunggu...
denny prabawa
denny prabawa Mohon Tunggu... Editor di Balai Pustaka -

penulis, penyunting, penata letak, perancang sampul, pedagang, pensiunan pendaki, dan masih banyak lagi sederet identitas yang bisa dilekatkan kepadanya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Satpam Mal: Dilarang Makan Sambil Duduk!

10 Oktober 2015   16:49 Diperbarui: 10 Oktober 2015   17:21 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi (photobucket.com)"][/caption]Sebuat saja namanya Denny (nama sebenarnya :p). Sebagai pencinta buku yang belakangan suka jualan buku, dia sering mengajak keluarganya ke toko buku. Di dekat tempat tinggalnya di Cibinong, toko buku paling besar dan lengkap ada di mal. Mal itu berdiri persis di sebuah persimpangan berlampu merah. Boleh dibilang, mal itu adalah mal yang terbesar di daerahnya.

Hari ini, Denny mengajak istri dan anak-anaknya ke mal itu. Ia ingin membelikan buku untuk anak-anaknya. Toko buku itu ada di lantai 3. Setelah memilih-milih buku, ia membayar di kasir. Dua kantong plastik besar berisi buku berpeindah ke tangannya setelah ia menggesek kartu ATMnya di mesin debet.

Setiap kali ke mal itu, anak-anaknya selalu minta dibelikan roti. Toko roti itu ada di lantai dasar, dekat pintu masuk mal. Setiap pengunjung yang masuk mal pasti mencium bau harum roti yang menggoda. Apalagi, siang itu mereka belum makan. 

Istri dan anak-anaknya segera mengambil nampan dan capitan. Mereka mengelilingi rak-rak berisi roti yang masih hangat. Dua brownis coklat, roti pisang-keju, dan roti isi  sosis jadi pilihan mereka. Setelah itu, mereka mengantre di kasir. Selesai membayar, mereka mencari tempat untuk makan. Apa boleh buat, toko roti itu memang tidak mnyediakan kursi untuk makan. Jadi, mereka harus makan sambil berdiri atau mencari tempat yang nyaman kalau mau makan sambil duduk.

"Makan di mana, Yah?" tanya istrinya.

"Di bawah saja," kata Denny, "Tempat biasa."

Mereka segera turun satu lantai. Di sisi kiri bangunan itu, ada sebuah sudut yang luas dan nyaman untuk makan. Mereka biasa makan di bawah eskalator. Biasanya ada troli kosong yang bisa dinaiki anak-anaknya. Namun, siang itu tak ada troli. 

Mereka segera membuka plasti roti, mengambil bagian masing-masing. Setelah itu, mereka mulai terlihat asyik menikmati roti hangat. Denny dan istrinya sudah menghabiskan bagiannya, tapi kedua anaknya belum selesai makan. Mereka menyuapi anak-anaknya biar lekas selasai.

Saat itulah, sorang satpam wanita mendekati keluarga kecil yang sedang asyik makan roti itu. Melihat satpam datang, Denny sudah dapat menduga maksudnya. Namun, ia diam saja, pura-pura tidak mengetahui maksudnya.

"Selamat siang, Pak," sapa satpam wanita itu dengan wajah diramah-ramahkan. "Sedang menunggu siapa?"

"Lagi makan roti,"  jawab Denny. "Tidak boleh ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun