KETIKA QUICK COUNT TAK BISA PUTUSKAN PILKADA JAKARTA 2024: SATU PUTARAN ATAU DUA PUTARAN
Oleh: Denny JA
Lebih dari dua puluh tahun saya terlibat langsung dalam pemilu setelah reformasi, baik pilpres ataupun pilkada. Baru untuk pertama kalinya, saya tak bisa memutuskan siapa pemenang final pilkada melalui Quick Count.
Itu terjadi pada bintang pilkada serentak 2024: Pilkada Jakarta. Mengapa pilkada Jakarta disebut bintang dari pilkada? Itu karena pilkada Jakarta punya aroma pilpres. Dua gubernur Jakarta sebelumnya (Jokowi dan Anies) juga menjadi Capres.
Siapapun yang nanti terpilih sebagai Gubernur Jakarta 2024, ia potensial menjadi capres atau cawapres RI berikutnya.
Quick Count yang saya gunakan, yang sudah berhasil memprediksi ratusan pemilu secara akurat, untuk pilkada Jakarta 2024, tak berdaya. Itu karena the margin of victory lebih kecil dibandingkan the margin of error.
Pramono-Rano pasti unggul. Tapi apakah Pilkada Jakarta selesai satu putaran atau perlu dua putaran (50 persen + 1), perolehan Quick Count mayoritas lembaga survei sama hasilnya. Karena ada margin of error 1 persen, pilkada Jakarta mungkin satu putaran, mungkin juga dua putaran.
"Seperti puncak gunung yang hampir tergapai, kemenangan Pramono-Rano terlihat nyata. Namun, angin margin of error menyelubungi puncak itu, menjadikan kemenangan satu putaran masih tak pasti."
-000-
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menetapkan bahwa lembaga survei hanya boleh mengumumkan hasil risetnya setelah pukul 15.00 WIB pada hari pemilu.