Mohon tunggu...
M.Denny Elyasa
M.Denny Elyasa Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Kebijakan dan Penulis

Analis Kebijakan pada Setwan Prov.Kep. Bangka Belitung . Aktif menulis opini dan esai khususnya mengenai kepariwisataan dan SDM.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Jurak (Air Terjun) Linsum Kepala Kawai, Keeksotisan yang Tersembunyi

25 Desember 2020   13:31 Diperbarui: 25 Desember 2020   13:57 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu cuaca tidak menentu awan mendung betah bergelayut di atas langit, sejak kedatangan kami di Pulau Belitung cuaca memang kurang bersahabat, hari yang cerah dan bersahabat tiba-tiba hujan deras tanpa adanya peringatan.  Atas saran seorang teman, diiringi hujan rintik-rintik kami melakukan kunjungan sekaligus survei  ke Jurak Linsum Kepala Kawai sebuah daya tarik wisata air terjun yang ada Pulau Belitung.

Air terjun atau Jurak dalam bahasa Belitung ini terletak tidak jauh dari kota Tanjung Pandan, tepatnya di Dusun Aik Nangka, Desa Simpang Rusa, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, berjarak 36 Km atau 45 menit dari Kota Tanjung Pandan. Akses ke DTW tersebut sama seperti menuju lokasi wisata lainnya di Pulau Belitung, jalan menuju lokasi beraspal mulus dan cukup lebar, selain itu kondisi jalan cukup sepi. Hal tersebut dimungkinkan karena menurunnya jumlah wisatawan ke Belitung dikarenakan pandemi Covid-19 seperti yang dikeluhkan seorang penjual toko oleh - oleh khas Belitung. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung  kunjungan wisatawan pada bulan Juli tahun 2020 sebanyak  25.444 orang, lebih baik daripada bulan Juni 2020 yang hanya 589 orang, jauh dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 pada bulan Februari saja mencapai 41.237 orang.

 Jalan mulus dan relatif sepi bukan berarti perjalanan kami lancar.  Kami harus menempuh perjalanan lebih dari 1 jam melebihi waktu biasanya. Karena tidak adanya petunjuk arah sepanjang jalan yang kami lewati, menyebabkan kami harus berhenti beberapa kali untuk bertanya kepada masyarakat sekitar. Bagi kami sebagai orang luar Belitung dan kebetulan membawa kendaraan sendiri, tanpa penunjuk arah menjadi kesulitan sendiri.

Tiba di depan gapura pintu masuk lokasi rupanya kami telah di tunggu oleh Sabidin sebagai Ketua HKm Air Terjun "Linsum Kawai" dan Sony Ketua  Pokdarwis "Simpor Jaye". Dipandu oleh mereka berdua dengan mengendarai motor kami menuju lokasi 15 menit perjalanan dari pintu masuk. Ada sedikit keluhan dari kami karena akses masuk ke lokasi yang sempit, becek, penuh belokan dan licin karena habis hujan,  selain itu kami harus lebih berhati-hati  melewati beberapa jembatan kayu yang beberapa diantaranya sudah patah.

Saat tiba di lokasi kami terkejut dengan suasana yang kami temui, perjalanan kami terbayar dengan keindahan alam yang ada. Menurut keterangan dari Pak Sabidin dan Saudara sony air terjun ini menjadi lokasi wisata mulai dikelola akhir 2016 dan di awal 2017 dibentuklah kelompok HKm utk mengajukan izin ke kementerian. Pada tahun 2018 pihak desa mulai membuatkan bangunan fisik di area izin HKm berupa pondok dan jalan setapak menuju area air terjun, dan pada tahun 2019 dibentuklah Pokdarwis "Simpor Jaye" sebagai wadah masyarakat dalam mengelola daya tarik wisata tersebut.

Suasana menuju Air Terjun
Suasana menuju Air Terjun

Nama Jurak Linsum Kepala Kawai yang memiliki ketinggian ± 20 m itu sendiri diambil dari nama pohon linsum sejenis pohon salak atau kelubi yang banyak tumbuh dipinggiran aliran air terjun, sedangkan kawai itu dalam bahasa Belitung artinya bercabang-cabang dan kepala airnya ada di hulu air terjun kalau menurut masyarakat sekitar di sana seperti tentakel (kawai menurut bahasa masyarakat sekitar) cumi-cumi. Jadi menurut mereka ibaratnya cabang air yang banyak tersebut seperti kawai cumi.

Untuk mendukung kunjungan wisatawan di lokasi wisata telah tersedia fasilitas yang cukup memadai seperti pondok/shelter yang bersih dan rapi, mushola, toilet semuanya dalam kondisi baik. Kebersihana cukup baik karena hampir di tiap titik tersedia tong sampah. Wisatawan yang ingin camping tersedia juga camping ground, selain menikmati keindahan dan dinginnya air terjun wisatawan juga  bisa melakukan kegiatan hiking dengan menelusuri tangga batu yang telah oleh masyarakat secara  gotong royong oleh masyarakat, atau mungkin rock climbing bagi yang suka tantangan ekstrim. 

Beberapa fasilitas yang tersedia di lokasi
Beberapa fasilitas yang tersedia di lokasi

Suasana di lokasi air terjun yang berada di sebuah bukit  yang  memiliki tinggi 200 mdpl (meter dari permukaan laut), namun dinamai Gunong Agong oleh masyarakat, dengan luas ijin HKm mencapai 177 Ha sangatlah eksotis, dengan pohon – pohon yang tumbuh besar dan beraneka jenis, belum  lagi masih banyaknya hewan liar seperti biawak, ular, monyet, lutung, tarsius, berbagai macam burung, rusa, pelanduk bahkan hewan langka seperti trenggiling pun kadang tampak. Semuanya hidup bebas dan dalam kondisi terjaga karena masyarakat kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestariannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun