Mohon tunggu...
Dennise Reyza
Dennise Reyza Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI, FISIP UMM

Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Kota 'The Spirit of Java'

27 Desember 2022   18:31 Diperbarui: 27 Desember 2022   18:39 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sebagai kota kelahiran Presiden ke-7 Indonesia yaitu, Bapak Joko Widodo, membuat saya menjadikan Kota Solo sebagai destinasi berlibur saat sedang libur lebaran. Bersama dengan keluarga, kami memulai perjalanan dari jam 04.00 WIB dari Kota Jombang dengan membawa perlengkapan untuk menginap disana selama 2 hari 2 malam. 

Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu mengerti tempat-tempat apa saja yang harus dikunjungi di Solo nanti. Untungnya orang tua saya telah menentukan tempat mana saya yang akan kami tuju. Jika bisa dibilang, lebih banyak tempat kuliner yang ingin kami singgahi. 

Kami berangkat dengan dua mobil karena saya juga bersama om, tante, dan dua sepupu. Perjalanan pun melalui tol karena tentunya dirasa akan lebih lancar, sesuai fungsinya yaitu sebagai jalan bebas hambatan. Selama perjalanan di mobil, saya sama sekali tidak merasa bosan karena memang orang tua saya suka mendengarkan radio yang lagu-lagunya anak muda. Adik saya pun mengajak saya untuk berbincang-bincang seputar dunia kuliahnya. Kami pun sempat mampir ke rest area untuk sarapan sebentar mengingat kami memang melakukan perjalanan dari jam 04.00. Tak terasa setelah kurang lebih 4 jam berkendara, kami pun sampai di Solo, Jawa Tengah.

The Heritage Palace, bekas Pabrik Gula Gembongan

Destinasi yang kami datangi pertama adalah The Heritage Palace. Awalnya saya tidak tahu tempat macam apa yang saya datangi. Orang tua saya mengatakan tempat ini ramai karena mempunyai tempat spot foto yang bagus. Saat melihat dari luar sebenarnya belum terlihat tempat macam apa destinasi ini, tetapi setelah masuk ke dalam saya takjub karena tempatnya benar-benar berarsitektur khas Eropa Belanda. 

Disana juga ada tempat seperti museum kendaraan dan tempat spot foto dengan benda-benda terbalik. Setelah menghabiskan waktu disana, kami masuk ke ruangan akhir yang ternyata terdapat sejarah dari The Heritage Palace. Ternyata dulunya, tempat ini adalah bekas Pabrik Gula Gembongan tahun 1920. Lalu kami pun memilih melanjutkan ke hotel untuk beristirahat setelah tidak terasa 3 jam di The Heritage Palace.

Kuliner Malam, Sate Kambing dan Thengkleng Rica-Rica

Malamnya, kami memutuskan untuk berkuliner malam mencari tempat makan sate kambing dan thengkleng rica-rica. Kami pun memutuskan untuk ke Sate Kambing dan Thengkleng Rica-Rica Pak Manto karena rekomendasi dari salah satu akun yang membahas kuliner di media sosial Instagram. Saat sampai disana, nahkansebelum memesan, sang pegawai kasir memberikan informasi bahwa jika pesan disini harus bersabar sekitar 1 jam. Kami pun tidak masalah karena memang tempat makan Pak Manto ini terkenal enak. Setelah duduk, kami langsung diantarkan nasi dan minuman yang telah kami pesan. 

Untuk lauk yaitu, sate kambing dan thengkleng rica-ricanya yang harus masih kami tunggu sekitar 1 jam. Setelah menunggu lama, akhirnya pesanan lauk kami pun datang. Jujur saja, sebenarnya saya tidak terlalu suka dengan olahan daging kambing, tetapi saat saya mencoba sate kambing dan thengkleng rica-rica, rasanya sangat enak dan saya merasa tidak menyesal walaupun harus menunggu selama 1 jam. Memang masakan Jawa Tengah cenderung lebih manis dibandingkan lidah saya yang Jawa Tengah. Setelah selesai makan, kami pun balik ke hotel untuk beristirahat.


Oleh-Oleh dari Pasar Klewer

Keesokan paginya, kami memutuskan untuk berkunjung ke Pasar Klewer yang katanya surga batik dengan harga terjangkau. Menurut saya, Pasar Klewer ini tidak terlalu panas dan bersih jadi saya cukup nyaman saat berbelanja disana. Yang awalnya saya hanya membeli oleh-oleh berupa jajanan untuk teman-teman kuliah saya, saya menjadi tergiur juga untuk membeli baju daster bermotif batik khas Solo. Karena motifnya cantik-cantik dan mempunyai bahan yang dingin. Tidak hanya baju daster, saya juga membeli mukenah bermotif batik dan juga tas rajut. Setelah puas, saya langsung memutuskan keluar dari Pasar Klewer menuju ke arah parkiran karena ingin mencoba es dawet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun