Mohon tunggu...
Denni N JA
Denni N JA Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alhamdulillah ala kulli hal...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Pembelaan Soekarno di Gedung Landraad

6 Desember 2012   23:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ruang pengadilan Gedung Landard, Bandung, 22 Desember 1930. Seorang pemuda berumur 29 tahun diadili atas apa yang didakwakan padanya oleh rezim kolonial, mendirikan dan memimpin partai nasional yang menghasut serta mengajak orang-orang pribumi untuk memberontak dan melawan.

Di depan sidang pengadilan dan para hakim yang segera akan menjatuhkan vonis pada dirinya, juga pada beberapa temannya, suara pemuda itu jauh dari sikap menyiratkan rasa takut, lebih lagi memelas. Sebaliknya, suara dan sikapnya penuh tenaga dan harga diri. Seakan-akan ia tengah menjelmakan dirinya sebagai sesuatu kekuatan tak terduga yang muncul dari balik kemalangan seluruh bangsanya. Oleh karena itulah, teks pembelaan yang dibacakannya itu dipenuhi semangat yang memprovokasi, menggugat seluruh kenyataan yang terjadi pada bangsanya di bawah eksploitasi kolonialisme dan imprealisme.

Ia, pemuda itu, Soekarno, berdiri di tengah ruang sidang bukan untuk sekedar menolak gugatan yang dikenakan padanya. Melainkan berdiri untuk menggugat rezim kolonialisme dan imprealisme yang mendakwanya sebagai penghasut. Ia menggugat atas nama seluruh realitas bangsanya yang telah diberlakukkan tak lebih dari sekedar buruh. Ia menggugat atas nama tanah airnya yang terus dikeruk bagi kepentingan-kepentingan ekonomi segelintir golongan. Disebutnya juga disitu hak bangsanya untuk memberontak dan melawan. Juga revolusi dan kemerdekaan.

***

Kita tunggu kehadiran Soekarno-Soekarno Muda dalam pergerakan sejarah negara-bangsa menuju adil-sejahtera. Mereka, yang menjadikan Soekarno sebagai inspirasi budaya, politik, pemikiran, bahkan panutan, menghadapi penjajahan yang berbeda. Penjajahan atas hukum dan keadilan, penjajahan atas hak-hak minoritas, penjajahan atas hak-hak si miskin dan mereka yang terpinggirkan, dan penjajahan atas kebebasan itu sendiri.

Untuk membuktikan bahwa sejarah bukanlah sekedar ruang masa lalu yang mesti dilainkan dari realitas hari ini. Ketika itu terbukti, menjadi jelaslah bahwa bangsa ini tak pernah beranjak dari nasibnya di masa lalu.

Tabik,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun