Mohon tunggu...
DENNA RIANDA TONI
DENNA RIANDA TONI Mohon Tunggu... Freelancer - Biidznillaah aku seorang wanita yang sudah lulus satu tahun yang lalu tetapi qaddarullaah belum memiliki pekerjaan tetap, sehingga aku ingin mengasah kemampuan menulisku yang semoga menjadi umur ke duaku dan menjadi penghasilan untukku

Aku seorang wanita yang sedang berjuang untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan keduaku yaitu akhirat. Seorang wanita yang sedang berusaha untuk berdiri diatas al-Qur'an dan sunnah. Aku senang sekali membaca buku, tertarik kepada fotografi, hal-hal yang berbau estetik, aku tertarik kepada parenting, dsb.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Suara Sirine Ambulance Pembawa Muhasabah

23 November 2024   06:56 Diperbarui: 23 November 2024   06:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Biidznillaah, Allaah menakdirkan aku dan keluargaku untuk tinggal di sebuah rumah yang terletak di pinggir jalan. Suara kendaraan yang terus berlalu lalang di satu sisi terkadang mengusik ketenangan, bahkan tak jarang menimbulkan rasa lelah di hati. Namun, di sisi lain, rumah ini menjadi jalan bagiku untuk terus merenung dan bermuhasabah. Hal itu dikarenakan suara sirine ambulance yang sering kali terdengar.

Setiap kali terdengar suara sirine ambulance dari kejauhan, hatiku tersentuh dan pikiranku langsung beralih pada renungan akan kehidupan ini. Rumah yang terletak di pinggir jalan utama membuat suara sirine itu seakan hadir dalam keseharian. Meski begitu, tiap kali suara itu menggema, ada pesan halus dari-Nya yang menyelinap, mengetuk hati dan menuntutku untuk mengingat betapa fana dan singkatnya waktu yang kita miliki.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai memahami perbedaan di balik suara sirine itu. Ambulance yang membawa pasien gawat darurat memiliki ritme yang cepat, penuh rasa cemas, ketakutan, seakan berpacu dengan waktu yang singkat. Sementara itu, ambulance yang membawa jenazah melintas lebih perlahan, memberikan kesan penuh keheningan yang menyayat hati. Setiap suara sirine itu, disetiap kesempatan yang Allaah berikan untuk mendengarnya, membawa kesadaran bahwa sehat dan waktu luang adalah nikmat yang luar biasa.

Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ada dua nikmat yang sering kali manusia tertipu di dalamnya: nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari). Betapa sering kita lupa bahwa waktu yang kita miliki adalah kesempatan dari Allaah yang sangat berharga yang harus kita jaga dan kita syukuri. Kita terkadang baru sadar saat waktu mulai terasa sempit, atau saat kesehatan yang dulu kita anggap biasa saja, mulai terasa mahal.

Setiap kali suara sirine itu berlalu, aku teringat firman Allaah Ta'ala "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185). Ayat ini seakan menggema di dalam hatiku, mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah persinggahan. Suara itu pun seolah menuntun aku untuk mensyukuri nikmat Allaah yang kerap terlewatkan, betapa berharganya hidup, betapa indahnya dapat mengisi waktu dengan beramal shalih.

Maka, dalam setiap kesempatan itu, aku berdoa, memohon agar Allaah senantiasa memberi kita hidayah, agar tidak pernah melupakan hakikat hidup ini. Semoga Allaah memudahkan kita memanfaatkan waktu dan kesehatan dengan amal yang mendekatkan kita kepada-Nya, agar saat tiba waktunya nanti, kita dipanggil dalam keadaan yang paling baik, diridhai oleh-Nya.

Semoga kita bisa menjadi hamba yang bersyukur atas setiap detik dan setiap tarikan napas, dan Allaah menjadikan hidup kita penuh manfaat, serta memberikan kekuatan untuk terus memperbaiki diri. Aamiin allaahumma aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun