Mohon tunggu...
deni solehudin
deni solehudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendamping Desa Pemberdayaan

...lahir di Tasikmalaya, jawa Barat..sekarang sedang "BERKELANA" di Tangerang... untuk "matang dalam berfikir, bijak dalam bertindak, adil dalam bersikap, amanah dalam melangkah"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengukur Kesiapan Penerapan Kurikulum 2013 (Sebagai Catatan dari Karut-marut Penyelenggaraan UN Tahun 2013)

24 April 2013   21:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:39 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ujian Nasional Tahun ini sangat beda (bahkan jika penulis menyebutnya “aneh”) ya, Ujian Yang Seharusnya Nasional yang sangat aneh dan berbeda, karena saban pelaksanaan UN dari mulai reepublik ini melaksanakannya dengan Menteri Pendidikan Nasional yang berganti-ganti pula, tak pernah se-aneh-ini, yaitu selalu serempak disaban penjuru Nusantara, kompak melaksanakan Ujian Nasional pada Waktu yang bersamaan. Jika keanehan masalah kecurangan saya tidak akan bahas (karena sepertinya kita harus menutup mata bahwa disetiap perkara uji-menguji, tes-mengetes cerita itu selalu ada, dan kita dipaksa untuk terbiasa dengan pembodohan semacam itu). Dan karena beda itu saban hari disetiap media baik televisi, cetak, maupun media online selalu memuat headline tentang Ujian Nasinal Tahun 2013 ini, dari Headline yang “kritis provokatif” sampai headline yang solutif. Disaban televisi memperbincangkannya, menggunjingkan Menterinya yang tak becus lah, Percetakannya yang amatiran lah (semacam percetakan kelas percetakan TTS) sampai Kepala BNSP dan pasukannya harus diaudit lah, dan banyak hal lagi. Dan bahkan mereka mungkin tak menyadari dagelan yang mereka pertontonkan itu hanya membuat gaduh republik ini.
Ujian Nasional yang menjadi salah satu tolok ukur Kelulusan siswa yang telah belajar selama kurang lebih 4.332 jam - 6.264 Jam dalam 3 Tahun dengan asumsi 261 Hari Efektif /Tahun, harus ditentukan dengan Tes Ujian Nasional dalam waktu 90 – 120 menit saja, dan yang lebih mirisnya lagi Penyelenggaraannya kacau dari mulai pelaksanaannya tidak serempak, kualitas kertas LJUN yang buruk *(seperti pengakuan salah satu siswi yang menulis keluhannya di Kompasiana dan menjadi HL dalam dialog Primetime News Metro TV hari Sabtu 20 April 2013) . dan yang lebih mengerikan lagi adalah peran Pemberitaan Media yang terkadang terlalu berlebihan dan dapat memengaruhi kesiapan siswa secara psikologis.
Berakaca dari pelaksanaan Ujian nasional tahun 2013 ini yang kurang begitu berhasil, saya jadi berfikir tentang apa yang kita (dunia pendidikan –red) hadapi kedepan, kurang lebih 3 Bulan kedepan, dan kurang dari 95 hari lagi, kurikulum baru yaitu “Kurikulum 2013” akan diberlakukan !. dan dalam beberapa kesempatan, Baik menteri pendidikan Nasional Prof. M. Nuh, maupun Presiden DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa Kurikulum 2013 siap diterapkan pada Tahun Ajaran baru juli nanti. Saya sudah beberapa kali membaca Dfat Uji Publik Kurikulum 2013, secara umum tak ada yang disangsikan dan diragukan tentang struktur kurikulum, mekanisme plaksanaan, serta strategi pembelakuannya. Bagi saya secara Pribadi berpendapat bahwa saya memiliki harapan besar Tujuan Pendidikan Nasional yang dicita-citaka para pendiri bangsa ini akan mendekati ke-tercapai-an dengan pemberlakuan kurikulum 2013 tersebut. Dengan Banyak Catatan tentu !.
Adalah yang menjadi kekhawatiran dan catatan saya dalam proses pemberlakuan Kurikulum 2013 tersebut adalah :
1. Sosialisasi yang masih sangat minim, (ini saya rasakan langsung karena kebetulan saya juga salah satu Tenaga Sukwan di salah satu sekolah MTs. Di wilayah Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya) kebanyakan Guru dan Stekholder pendidikan masih belum mengetahui, (apalagi memahami, dan dimungkinkan mampu melaksanakan) tentang isi daripada Kurikulum 2013 ini, yang padahal kurang dari 95 Hari akan diterapkan, bagaimana perhitungan matematisnya harus memberikan penyuhuhan, pemahaman, atau informasi kepada Jutaan Guru, Ratusan Juta Murid dan Orang Tua Murid yang akan menjadi Ujung tombak keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 ini. Semenjak Kurikulum 2013 di Uji Publik beberapa bulan yang lalu, sekolah dimana saya bernaung belum pernah sekali saja mendapatkan sosialisasi tentang kurikulum tersebut.
2. Sejauhmana kesiapan penyelenggaran pendidikan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 tersebut. Di kementerian tempat saya bernaung, Sampai tulisan ini dibuat, saya memastikan belum ada desain rill, persiapan komprehensif dan mekanisme kerja yang tersusun untuk mengeksekusi kebijakan pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut. Ini sangat membuat kami resah sebetulnya, karena kami sadar begitu banyak keterbatasan akses pengetahuan kami, dan pada gilirannya harus melaksanakan Kurikulum 2013 dengan ekspektasi yang sangat tinggi dari masyarakat. Pertanyaanya adalah : Bagaimana mungkin kami dapat memenuhi ekspektasi tersebut yang padahal kami belum diberikan bekal untuk memenuhinya? Ada kegamangan yang sangat dalam dihati para guru-guru muda yang memiliki integritas dan daya juang yang tinggi untuk dapat menunaikan harapan itu dengan baik. Kalimat sederhannanya yang kami butuhkan adalah : PEMBINAAN !
3. Infrastruktur apa yang telah disiapkan untuk melaksanakan kurikulum 2013 tersebut. Walaupun saya belum mengetahui pasti sebesar apa Cost yang dipakai untuk menyusun, men-sosialisasikan, dan melaksanakan Kurikulum 2013 ini tapi saya memiliki keyakinan bahwa pemerintah melalui APBN menggelontorkan uang yang tak sedikit untuk mempersiapkan sampai melaksanakan Kurikulum 2013 ini, dan untuk pengembangan dan komponen buku saja Menri M.Nuh menyatakan perlu dana Rp. 73 Triliun (tujuh puluh tiga Triliun Rupiah) sumber : ( metrotvnews.com/kurikulum2013-mulai-efektif-juli : sabtu 16 Maret 2013) dan sampai hari ini kami di sekolah belum mendapatkan informasi mengenai seperti apa kami harus berbenah untuk menyiapkan infrastruktur untuk menyambut pelaksanaan Kurikulum 2013 juli nanti. Sebagai contoh konkrit adalah tentang ditiadakannya Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran. Yang harus menyiapkan, memuat dan menggunakan Teknologi Infirmatika dalam pelaksanaan Kegiatan belajar Mengajarnya. Hal ini memerlukan biaya yang tak sedikit. Sebagai contoh di lembaga tempat saya bernaung ada sekitar 25 orang Guru 5 Tenaga kependidikaadan, dari 30 orang tersebut ada hanya sekitar 10-15 orang saja yang menguasai Komputer, dan hanya ada 8-10 orang saja yang memiliki alat / memiliki komputer atau laptop, dari gambaran tersebut kita dapat berasumsi bahwa bagaimanamungkin mengintegrasikan Mata Pelajaran TIK kedalam setiap pelajaran yang padahal gurunya saja tidak mampu / tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan alat teknologi informatika tersebut. Sekali lagi, yang dibutuhkan adalah pembinaan yang komprehensif dan menyeluruh !
4. Dan hal yang paling menarik untuk saya soroti adalah masalah pembinaan terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan . ini menjadi menarik karena sampai saat ini kami belum pernah mendapatkan informasi dan teknis pembinaan yang mungkin akan kami dapatkan dalam menyongsong pelaksanaan kurikulum 2013 ini, dari lubuk hati terdalam saya menaruh harapam besar dalam waktu dekat sebelum diterapkannya Kurikulum 2013 tersebut beberapa dari kami, atau seluruh dari kami mendapatkan pembinnaan demi menyelamatkan cita-cita dari disusunnya kurikulum 2013 ini, demi penyelamatan anggaran negara yang terserap oleh proses Kurikulum 2013 ini, sampai pada akhirnya penyelamatan, pembentukan dan penyiapan Generasi selanjutnya yang lebih gemilang, memiliki daya juang, integritas, dan daya saing yang tinggi demi terciftanya generasi selanjutnya yang lebih baik.
Akhirnya, kami hanya mampu menyelipkan harapan disetiap karya yang kami kerjakan dilapangan, bahwa apapun itu kita harus sepakat bahwa penyusunan, dan penerapan Kurikulum 2013 adalah semata-mata demi menyiapkan generasi selanjutnya yang lebih baik, tidak ada tendensi pribadi ataupun golongan tertentu. Karena penyelamatan dan penyiapan generasi selanjutnya yang lebih baik adalah yang utama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun