Mohon tunggu...
Denisa Dinda Herdiana
Denisa Dinda Herdiana Mohon Tunggu... Guru - Guru, Alumni S1 Sastra Inggris (Linguistics) UIN Sunan Ampel Surabaya, S2 Magister Ilmu Komunikasi (Public Relation) Dr. Soetomo Surabaya

Hai saya Denisa. Saya memiliki background study S1 Sastra Inggris (Linguistics) UIN Sunan Ampel Surabaya dan S2 Magister Ilmu Komunikasi (Public Relation) Dr. Soetomo Surabaya. Dengan dua background yang keren tersebut saya ingin menggabungkan menjadi sebuah karya tulisan yang apik untuk dibaca hingga menambah wawasan kita semua. Enjoy it!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seni Humor Politik dalam Kritik Politisi

30 Juli 2022   14:15 Diperbarui: 30 Juli 2022   17:22 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramai diberitakan tahun 2024 akan diadakannya pemilu serentak di Indonesia. Karena akan diadakannya pesta politik, para politisi berlomba-lomba dalam membuat program yang memikat hati masyarakat. Banyak upaya yang dilakukan oleh para politisi untuk mensejahterakan rakyat dengan berbagai macam programnya. 

Dengan berbagai program yang diusung oleh para politisi membuat masyarakat juga ramai membicarakan para politisi tersebut. Masyarakat ramai memperbincangkan karena banyak program yang tidak tuntas serta janji-janji politik yang tidak terealisasikan.

Tetapi karena sekarang untuk mengkomentari atau mengkritik politisi serta pemerintah telah diatur oleh undang-undang, kita sebagai masyarakat seperti dipaksa "nrimo ing pandum" atau dalam bahasa Indonesia berarti menerima apa adanya apa yang terjadi walau hati tidak sejalan. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa mengkritik politisi atau sekedar menagih janji politik yang tidak terealisasikan?

Jika kita melihat gambar diatas, kita bisa membuat sebuah kesimpulan. Kesimpulan yang paling pas untuk menjawab pertanyaan diatas adalah dengan menggunakan humor. Seperti dikutip dari artikel Ari Junaedi pada kompas.com (Humor Politik dan Politik Humor ala Anies Baswedan dan Kiky Saputri), ada bermacam-macam humor politik di Indonesia dari masa ke masa. Dimulai dari zaman Soeharto memimpin, pelawak-pelawak pada zaman dulu menggunakan "gesture" tubuh dari pada menggunakan kata-kata untuk menyentil kondisi sosial politik pada masanya.

Selanjutnya muncul grup lawak Srimulat dengan pemain-pemain yang jago seperti Gepeng dengan ciri khasnya memakai bedak serta Tessy yang berdandan seperti perempuan dan masih banyak pemain-pemain andalan grup lawak Srimulat. Beberapa taun berjalan muncul kembali grup lawak yang hits yaitu Warkop. Grup lawak Warkop dengan ciri khasnya bermain kata-kata serta menyentil sana-sini saat tampil di Radio Prambors awal mula karir mereka.

Tidak kalah menarik dari dua grup lawak tadi, grup lawak Ludruk juga sangat fenomenal untuk membuat humor-humor politik. Pemain Ludruk legendaris bernama Kartolo kerap mengucapkan "bekupon omahe doro, melu nippon tambah sengsoro" yang memiliki arti rumah kecil burung merpati, ikut penjajah Jepang semakin sengsara. Kata-kata tersebut selalu menjadi kata-kata dalam adegan pembuka Ludruk di RRI dan TVRI tahun 1970-1980.

Selanjutnya seorang pelawak cerdas bernama Ir. Lies Hartono yang lebih dikenal dengan Cak Lontong. Cak Lontong menjadi naik daun karena kerap memunculkan kondisi terkini sebagai bahan lawakannya. Tapi walau menertawakan kondisi terkini, lawakan tersebut tidak membuat pihak-pihak yang dijadikan bahan tersinggung.

Dengan beberapa contoh diatas, sebenarnya humor politik sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Sekarang ini ada gaya humor politik yang lebih fresh lagi. Seperti terlihat pada gambar diatas, Kiky Saputri seorang komika yang terkenal namanya karena ajang Stand-Up Comedy. Kiky Saputri mempunyai ciri khas yaitu roasting. Roasting sendiri adalah mengejek dan mengkritik seseorang melalui humor. Berbekal keahliannya dalam me-roasting seseorang, sekarang ini Kiky sedang bertengker dalam satu acara televisi yaitu Lapor Pak di Trans7.

Sudah tiga orang yang menjadi sasaran roasting Kiky yang memiliki kedudukan sebagai pejabat publik. Pertama adalah Wakil DPR Abdul Muhaimin Iskandar yang lebih akrab dipanggil Cak Imin. Kiky menerangkan bahwa Cak Imin digadang-gadang akan maju sebagai Calon Presiden (Capres) pada pemilu 2024. Kiky melanjutkan bahwa dia akan mendukung Cak Imin, tapi kalau gak ada capres yang lain imbuhnya. 

Capture Youtube Trans7 Official Acara Lapor Pak dengan Cak Imin (02/11/2021)
Capture Youtube Trans7 Official Acara Lapor Pak dengan Cak Imin (02/11/2021)
Target roasting Kiky selanjutnya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Diawal menyapa beliau, Kiky memanggilnya sebagai Ahok. Tetapi Anies Baswedan tetap tersenyum karena mengetahui ini adalah komedi. Dilanjutkan dengan Kiky menyapa bagaimana Formula E. Kemudian Kiky juga membahas tentang reshuffle jajaran Menteri Jokowi. Anies Baswedan sempat ditawari jabatan Menteri lain oleh Jokowi tetapi tidak beliau ambil. 

Dengan bahan kasus itulah Kiky bertanya "kenapa gak diambil Pak? Enggak siap dipecat dua kali?". Kiky melanjutkannya materinya bahwa Anies Baswedan mampu membangun Stadion berkelas Internasional, tetapi kenapa beliau tidak bisa membangun kepercayaan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun