Mohon tunggu...
Denis Rikwanto
Denis Rikwanto Mohon Tunggu... Administrasi - menulis adalah kenikmatan

jangan menular, kecuali kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Puan, Belajar dari Mega, Apik Seperti Taufiq

24 Juli 2021   17:31 Diperbarui: 24 Juli 2021   18:16 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa kabar? Semoga sehat-sehat semua.

Kemarin saya ikut pertemuan virtual, diskusi online, ngobrolin politik nasional. Rame, seru, karena kita bisa ngobrol bebas. Bebas banget malahan. Kalau di zaman Orba sih agak enggak mungkin ada acara gituan.

Dari beberapa hal yang kita bahas, durasi terlama saat ngobrolin Puan Maharani. Iya, bekas Menko PMK yang sekarang jadi Ketua DPR itu, lho. Macem-macem disebutin, tapi ujung-ujungnya tentang capres 2024. Ada yang setuju, ada yang belum.

"Kalo Puan mau lancar ngarah ke sana (pilpres), pandemi inilah ujiannya," kata seorang pembicara.

Betul juga sih. Puan sebagai Ketua DPR RI punya kewenangan cukup untuk menambah kecepatan penanganan pandemi. Hal itu dia sadari. Pernyataan Puan kepada publik sejak awal pandemi lebih banyak terkait penanganan Covid-19. Mengatasi pandemi dengan mengutamakan keselamatan masyarakat.

Puan harus "menikmati" situasi, karena tidak ada satu pun manusia di bumi ini yang tahu corona akan datang dan cepat menyerang. Dalam kondisi itu, Puan berhasil menjadi pembelajar yang baik.

Perempuan kelahiran Jakarta itu bisa menguasai panggung, pandai merangkul, dan tahu kapan harus mengeluarkan amunisi yang diperlukan.

Puan menuntut pemerintah mempercepat vaksinasi, menyiapkan rumah sakit darurat, pemberian obat dan vitamin gratis, memenuhi insentif untuk tenaga kesehatan dan bantuan sosial untuk warga, mengutamakan APBN untuk kesejahteraan rakyat dan pelayanan publik, hingga membantu anak-anak yang putus sekolah atau menjadi yatim piatu akibat Covid-19.

Di forum internasional, Puan mengajak dunia bekerja sama mengatasi pandemi. Puan memberikan pemahaman bahwa saat ini kerja sama internasional jadi kepentingan nasional semua negara.

Dalam pertemuan virtual dengan pimpinan parlemen Korea Selatan dan RRT pada November dan Desember 2020, Puan mengajak kerja sama menangani pandemi melalui pengembangan dan produksi alat kesehatan beserta vaksinnya.

Lalu dalam Preparatory Committee -- 5th  World Conference of Speakers of Parliament, 2021, Puan menyampaikan:

"Pandemi global menyadarkan akan pentingnya kerja sama internasional dalam menangani masalah bersama ini."

"Waktu kita sempit, karenanya dunia perlu tingkatkan produksi vaksin dan percepat distribusi vaksin yang merata. Jika semua negara belum mendapat vaksin, dunia tidak akan aman, virus akan terus bermutasi dan menyebar."

Percaya atau tidak, apa yang disampaikan Puan satu persatu terwujud. Distribusi vaksin diperlancar, vaksinasi diperkencang, refocusing anggaran dilakukan, bantuan sosial mengalir, sampai meningkatnya solidaritas global.

Bisa saja kebetulan. Tapi Puan sudah menunjukkan kelasnya untuk bersuara duluan. Puan tahu bagaimana memaknai dan membumikan kesabaran revolusioner yang dicontohkan ibunya, Megawati Soekarnoputri, dan bisa mengimplementasikan politik yang merangkul warisan ayahnya, almarhum Taufiq Kiemas.

Jadi kalau ada yang meragukan, apalagi menihilkan peran Puan pada masa darurat Covid-19 ini, cucu Bung Karno itu sudah membuktikannya. Dan, dia mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun