Mohon tunggu...
Denis Rikwanto
Denis Rikwanto Mohon Tunggu... Administrasi - menulis adalah kenikmatan

jangan menular, kecuali kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Siapa yang Apes, Garuda Indonesia atau Rius Vernandes?

17 Juli 2019   16:19 Diperbarui: 17 Juli 2019   17:07 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabin Garuda Indonesia | dok. Garuda Indonesia

Judul tulisan ini menggambarkan nuansa kebatinan kita, keprihatinan aku dan kamu, pada maskapai kebanggaan Indonesia. Mau cuek, enggak bisa, akhirnya saya coba sumbang pendapat untuk permasalahan terkait Garuda Indonesia agar bisa kembali terbang tinggi dan tidak kehilangan penumpang setianya.

Baru redam isu tentang laporan keuangan yang ditolak komisaris kubu Chairul Tanjung (CT) karena ada proyeksi keuntungan di dalamnya, sudah heboh lagi soal daftar menu Garuda Indonesia yang ditulis tangan. Rius Vernandes mengunggah ke akun media sosialnya hingga viral dan berujung dilaporkan ke kepolisian dengan dugaan mencemarkan nama baik.

Entah siapa yang sedang apes, apakah Rius dan pacarnya (Elwiana Monica, yang merupakan pramugari Singapore Airlines), atau manajemen Garuda Indonesia. Tapi, masalah menu dengan tulisan tangan itu tidak perlu menjadi besar, jika...

Pertama, sebagai maskapai besar, Garuda Indonesia juga harus terbuka, jangan berkuping tipis menanggapi saran-masukan penumpang, termasuk kritik, sekeras apapun itu selama sesuai fakta. Siapa tahu, hantaman kritik bisa melecut semangat semua awak Garuda Indonesia untuk memperbaiki layanan, hingga kembali masuk 10 besar World Airline Awards.

Tahun ini, posisi Garuda Indonesia melorot ke peringkat 12, terburuk sepanjang sejarah World Airline Awards versi Skytrax. Padahal, Garuda Indonesia langganan masuk 10 besar, dan menempati posisi 8 pada 2013-2015.

Harusnya sejak awal, Garuda Indonesia menanggapi kalem. Ketemuan sambil ngevlog bareng Rius lebih bagus. Jelaskan penyebab tidak adanya daftar menu versi printed.

Jangan lupa untuk mengapresiasi pramugari Garuda Indonesia yang berinisiatif memberikan layanan terbaik meski tanpa daftar menu versi printed. Hangat melayani kan lebih baik ketimbang nyodorin daftar menu tapi rautnya jutek.

Tapi apa mau dikata, kini kertas sudah menjadi bubur. Tim PR Garuda Indonesia mungkin sedang tidak enak tidur. Bingung pembenahannya dimulai dari mana. Apalagi disusul bocornya surat imbauan pada awak kabin dan penumpang agar tidak ambil foto dan video di dalam pesawat karena khawatir mengganggu privasi orang lain.

Kedua, Rius juga harus jujur. Konten yang dia buat murni review layanan penerbangan atau ada motifasi lain yang berkaitan dengan persaingan bisnis. Sudah banyak tahu, Rius adalah key opinion leader (KOL) Singapore Airlines, maskapai yang sama dengan tempat pacarnya bekerja.

Rius bisa berdalil tidak memiliki maksud menjelekkan Garuda Indonesia, tapi jika terbukti melakukan pembusukan Garuda Indonesia karena dia berafiliasi dengan Singapore Airlines, ini pelanggaran serius.

Dia bisa terjerat pasal yang disangkakan, yakni Pasal 27 Ayat 3 jo Pasal 45 Ayat 3 dan atau Pasal 28 Ayat 1 jo Pasal 45A Ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 310 dan atau Pasal 311 KUHP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun