Mohon tunggu...
Deni Romansyah
Deni Romansyah Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Membangun Profesionalisme dalam Praktik Keperawatan

4 Juni 2023   19:05 Diperbarui: 4 Juni 2023   19:16 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan perawat sebagai tenaga kesehatan profesional yang bertugas memberikan perawatan pada klien atau pasien baik berupa aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual dengan menggunakan proses keperawatan. Dalam menjalankan praktiknya, seorang perawat profesional memadukan pengetahuan, keterampilan, etika, dan komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien, karena profesionalisme merupakan landasan yang penting dalam praktik keperawatan berkualitas.

Profesionalisme dalam konteks keperawatan mengacu pada serangkaian nilai, sikap, dan perilaku yang diterapkan oleh perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Beberapa aspek penting dari profesionalisme keperawatan diantaranya adalah komitmen terhadap etika. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengeluarkan pedoman kode etik keperawatan yang diharapkan setiap perawat berpegang teguh padanya setiap saat, perawat diharapkan menjaga kerahasiaan pasien, menghormati otonomi, dan bertindak dengan integritas.

Aspek selanjutnya adalah kompetensi klinis, profesionalisme keperawatan melibatkan kemampuan perawat untuk memberikan perawatan yang aman, efektif, dan berkualitas kepada pasien. Profesionalisme merupakan proses pembelajaran tanpa henti, perawat harus memiliki komitmen untuk belajar secara terus-menerus dan meningkatkan kualitas diri. 

Perawat harus mengikuti pelatihan dan sertifikasi yang relevan sesuai bidang yang ditekuni, terus mengasah keterampilan untuk memberikan perawatan terbaik kepada pasien. Profesionalisme keperawatan melibatkan kesadaran akan pentingnya praktik yang berkelanjutan dan berdasarkan bukti. Perawat harus menggunakan praktik terbaik yang didukung oleh penelitian dan bukti ilmiah, serta berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang keperawatan.

Perawat diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan untuk mematuhi standar etika dan terus belajar, tetapi juga terampil dalam membuat keputusan etis. Ini karena praktik keperawatan seringkali melibatkan situasi sulit di mana mereka harus membuat pilihan yang sulit. Etika membantu perawat dalam menemukan, memahami, dan menyelesaikan masalah etis yang mungkin muncul dalam perawatan pasien. Perawat yang berintegritas akan berusaha membuat keputusan yang paling menguntungkan pasien dengan mempertimbangkan prinsip otonomi, keadilan, dan kemanfaatan.

Etika dan integritas merupakan dasar dari profesionalisme yang menjaga standar tinggi dalam praktik, termasuk didalamnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, kolaborasi dengan rekan kerja, komunikasi yang efektif, dan kesetiaan pada misi keperawatan untuk memberikan perawatan yang aman, terapeutik, dan berempati. Perawat profesional harus memiliki komitmen yang kuat terhadap keselamatan pasien, memahami pentingnya mengidentifikasi risiko, mengambil tindakan pencegahan yang tepat, melaporkan potensi masalah keselamatan kepada pihak yang berwenang, dan memastikan bahwa prosedur operasional baku telah diikuti dengan ketat.

Di era teknologi digital seperti saat ini, perawat dapat berperan dalam memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media sosial. Perawat dapat menyampaikan informasi terkait dunia kesehatan seraya mempromosikan diri dan profesi keperawatan dengan tetap menjaga penampilan yang profesional, berperilaku sopan, bersahabat dan penuh percaya diri. 

Melibatkan diri dalam kegiatan seperti ini dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang diri perawat dan meningkatkan citra positif profesi. Namun hal ini tidak bisa dilakukan oleh perorangan, mengembangkan dan mempertahankan citra positif profesi keperawatan membutuhkan komitmen kolektif dan upaya berkelanjutan dari semua perawat.

Selain itu, perlu ditekankan bahwa kolaborasi dan pengalaman interprofesional merupakan komponen penting dalam praktik perawatan kesehatan, tim perawatan yang terkoordinasi, melibatkan kerjasama dan komunikasi yang efektif antara perawat dan anggota tim perawatan kesehatan lain seperti dokter, dietisien, fisioterapis, farmasis dan lainnya. Dalam tim ini, perawat berbagi informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang pasien untuk menyusun rencana perawatan yang holistik.

Kolaborasi interprofesional membutuhkan penghargaan terhadap peran dan kompetensi masing-masing profesi. Perawat perlu mengakui keahlian dan kontribusi unik yang dibawa oleh setiap profesional kesehatan, perawat memberikan kontribusi penting dengan perspektif keperawatan yang melibatkan aspek fisik, emosional, sosial dan spiritual pasien dengan tetap menjaga komunikasi yang jelas, terbuka dan saling menghormati. Komunikasi yang efektif membantu mencegah kesalahpahaman dan memastikan koordinasi perawatan yang baik.

Menurut Nursalam (2014), masalah utama yang dihadapi perawat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pengembangan sistem asuhan keperawatan profesional dan pendidikan keperawatan profesional yang terlambat. Tidak hanya menyangkut bentuk praktik keperawatan, tetapi juga kewenangan klinis para penyelenggaranya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun