Mohon tunggu...
Denira Niyar Wiraguna
Denira Niyar Wiraguna Mohon Tunggu... Aktor - mahasiswi

mahsiswi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Lingkungan Kerja yang Toxic, Memengaruhi Pekerjaan?

23 April 2021   15:37 Diperbarui: 23 April 2021   15:44 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setiap orang memiliki berbagai macam rutinitas pekerjaan mulai dari pekerjaan kantoran, pekerja industri, pegawai negeri, pekerja harian, dan pekerja di sektor lainnya, yang sudah tentu memiliki jam kerja yang sudah pasti dan terus menerus.

Dalam jangka waktu yang cukup Panjang kita menghabiskan waktu berada di tempat kerja, dengan berbagai pekerjaan rutin, deadline yang menumpuk, target pekerjaan yang diberikan perusahaan, kerja lembur, kurang istirahat, sehingga dapat menurunkan efektivitas kerja.

Namun, harus disadari bahwa lingkungan kerja juga sangat berdampak besar pada produktivitas kerja, juga kesehatan mental dan fisik. Sebagian orang yang beruntung dapat memiliki tempat dan lingkungan kerja yang bagus dan nyaman. Namun, sebagian orang tidak memiliki hal yang sama, salah satu kasusnya adalah "lingkungan kerja yang toxic", dan ini sebagian besar banyak dirasakan oleh setiap pekerja yang berkeluh kesah dengan keadaan lingkungan kerja yang tidak menyenangkan.

Kita harus memastikan semua hal dapat menunjang efektivitas kerja kita. Sangat penting untuk memastikan bahwa kita senang dan nyaman dengan pekerjaan kita, namun bukan hanya pekerjaan saja tapi komunikasi dalam lingkungan kerja juga membuat kita senang dan nyaman, maka itulah bagaimana komunikasi dalam lingkungan pekerjaan berdampak besar bagi kelangsungan para pekerja di dalamnya.

Kembali pada lingkungan kerja yang toxic, Ada beberapa aspek yang mungkin mempengaruhi lingkungan kerja menjadi toxic, yaitu :

  • Pekerjaan yang monoton.
  • Komunikasi dengan teman satu kantor yang kurang baik dan penuh dengan drama.
  • Bekerja lebih dari delapan jam sehari.
  • Peraturan kantor yang tidak adil.
  • Beban kerja tidak realistis.
  • Ada penindasan atau pelecehan.
  • Unsur senior dan Junior, dimana senior lebih kuasa daripada juniornya
  • Persaingan yang ketat antar sesama pekerja
  • Tidak harmonisnya hubungan kerja antara atasan dengan bawahan.

Lingkngan kerja yang toxic ini bukan hanya perorangan saja, namun secara keseluruhan atau dapat disebut dengan budaya organisasi yang dimiliki. Mungkin anda pernah menemui orang yang toxic ?, orang yang toxic ini tidak merasa bahwa dirinya dapat berpengaruh buruk terhadap perasaan orang lain. Biasanya orang toxic seperti ini tidak memikirkan perasaan terhadap orang lain, hanya mementingkan kepentingan sendiri dan ingin terlihat sempurna dihadapan atasan, sehingga segala cara dia lakukan dan membuat pekerja lain tidak nyaman dan tidak suka terhadap orang yang toxicDalam komunikasi kita memiliki flow komunikasi atau beberapa bentuk arus komunikasi, seperti :

  • - Komunikasi antar sesama rekan kerja
  • - Komunikasi antar atasan dengan bawahan
  • - Komunikasi antar divisi dengan divisi kerja

Mungkin anda selama ini merasa tidak nyaman berada di lingkungan pekerjaan anda, ada sesuatu hal yang membuat anda tidak betah ditempat kerja, bahkan timbul rasa ingin resign, pindah tempat kerja atau pindah divisi, nah ini berarti anda sedang berada dalam lingkungan kerja yang toxic, entah itu karena rekan kerja anda yang toxic, atasan anda atau peraturan kerja yang menurut anda tidak sesuai, ini tentu dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas kerja anda, apalagi anda sebagai orang yang sangat peka atau sangat baper ( bawa perasaan) sehingga mungkin harus anda hindari lingkungan kerja anda tersebut, tetapi tentu tidak memutuskan langsung untuk berhenti bekerja, selalu pikirkan konsekuensinya juga.  

Nah, Bagaimana cara menghadapi lingkungan kerja yang toxic? 

Berikut beberapa cara agar dapat menghadapi lingkungan kerja yang toxic:

  • Tetap berpikir positif. Langkah awal yang harus dicoba adalah tetap berpikir positif dan mencoba memperbaiki keadaan lingkungan kerja yang toxic. Dengan berpikir positif anda dapat menekan sentimen pribadi terhadap atasan atau teman kerja sehingga kondisi lingkungan kerja kembali kondusif.
  • Temukan humor dalam setiap situasi kerja.  Terkadang, tertawa dapat mencairkan suasana agar situasi tidak terus menerus menegang selain itu dapat berdampak baik untuk kesehatan mental.
  • Cari suasana baru atau ambil cuti sejenak. Agar tidak jenuh cobalah bekerja diluar kantor sehingga pemikiran pun ikut relax dan dapat mencari jalan keluar dan solusi atas masalahmu.
  • Hindari membicarakan sesama rekan kerja (bergosip). Sebaiknya hindari hal membicarakan sesama rekan kerja atau atasan karena ini justru akan membuat anda tidak nyaman dan memiliki prasangka tidak baik terhadap orang lain.
  • Pindah Tempat Kerja. Langkah terakhir yang harus  anda lakukan apabila segala cara sudah dilakukan untuk menghindari lingkungan kerja yang toxic adalah dengan mencari pekerjaan baru di tempat kerja lain, tetapi pastikan sebelum memutuskan untuk resign, anda sudah diterima di tempat kerja lain.                                                                                                                                                                                                                                                         Lingkungan kerja yang toxic sangat berpengaruh pada suasana dan komunikasi di lingkungan pekerjaan, tetapi menjadi tantangan tersendiri bagi setiap pekerja, bagaimana sikap menghadapi lingkungan kerja yang toxic.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun