Coba tebak, apa yang akan terjadi jika granit lapuk?
Benar. Kuarsa akan bertahan dan terakumulasi. Jadilah pasir kuarsa terlihat begitu cerah.
Bagaimana potensi pasir kuarsa di Indonesia?
Seperti mengutip data Kementerian ESDM tahun 2021, Indonesia memiliki potensi sumber daya pasir kuarsa yang cukup besar sampai dengan 25 miliar ton, dengan jumlah cadangan mencapai 330 juta ton. Sumber daya dan cadangan pasir kuarsa Indonesia tersebut tersebar di 23 provinsi di Indonesia, dari Aceh sampai dengan Papua Barat.
Cukup besar, tapi masih belum yang terbesar. Menurut data dari United States Geological Survey (USGS), Amerika Serikat merajai dalam produksi pasir kuarsa dunia.
Potensi besar pasir kuarsa ini didukung kondisi iklim Indonesia yang tropis. Pelapukan di daerah beriklim tropis sangat intensif, sehingga dapat membantu pembentukan endapan pasir kuarsa.
Dalam paper berjudul "Karakterisasi Endapan Pasir Kuarsa dan Kemungkinan Pemanfaatannya sebagai Bahan Baku Sel Surya" (Syafrizal dkk, 2022) , dijelaskan sampel pasir kuarsa di daerah Bangka memiliki kandungan SiO2 berkisar antara 69,8% -- 95,6%, besi oksida sebesar 11.000 -- 18.000 ppm, titanium oksida sebesar 130 -- 420 ppm, dan alumunium oksida sebesar 2.650 -- 17.210 ppm.
Dengan proses pengolahan dan pemurnian yang tepat, kandungan silika dapat ditingkatkan sekaligus diturunkan kadar pengotornya (besi, aluminum, dan unsur/senyawa lain) sehingga dapat memenuhi kadar minimal permintaan pasar, khususnya ekspor.
Apalagi dikutip dari Bisnis.com, Kementerian Investasi memastikan pasir silika atau kuarsa yang menjadi bagian dari himpunan mineral bukan logam belum menjadi prioritas untuk dikenakan larangan ekspor. Setidaknya hingga pertengahan tahun 2023.
Sektor hilirisasi khususnya pengolahan dan pemurnian juga jadi salah satu lahan potensial untuk dikembangkan. Sayangnya menurut kabar yang beredar, investasi fasilitas pengolahan dan pemurnian masih didominasi investor asing.