Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist

Geologist | Open Source Software Enthusiast | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menambang Tanpa Menggali, Masa Depan Ekstraksi Logam Ramah Lingkungan

19 Oktober 2021   17:06 Diperbarui: 19 Oktober 2021   17:09 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi metode EK-ISL

Sumber daya mineral logam merupakan salah satu kekayaan alam yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Banyak teknologi sederhana seperti alat masak hingga teknologi canggih seperti robot dan komputer dapat tercipta karena keberadaan sumber daya mineral logam.

Mineral logam telah dimanfaatkan sejak Zaman Perunggu, sekitar 3300 hingga 1200 tahun sebelum Masehi. Beberapa sumber bahkan menyebutkan telah hadir pertambangan dengan skala industri.

Teknologi pertambangan mineral logam pun semakin hari semakin berkembang. Bukan hanya dalam skala kegiatan, pertambangan juga mengembangkan berbagai peralatan mutakhir agar pekerjaan semakin efisien dan perolehan bijih meningkat.

Akan tetapi, satu hal mendasar yang tidak pernah berubah dari pertambangan mineral logam adalah kegiatan penggalian. Logam harus diekstraksi dari bijih yang terdapat di bawah permukaan bumi. 

Oleh karena itu, kegiatan pertambangan juga melibatkan kegiatan pembongkaran tanah dan batuan penutup, serta pengangkutanya ke lokasi penimbunan sementara sebelum dikembalikan lagi ke lahan bekas galian setelah penambangan usai.

Masifnya kegiatan pertambangan rupanya diikuti pula dengan tingginya material buangan tambang. Menurut Mining, Minerals, and Sustainable Development Project (MMSD) dalam penenelitian yang dilakukan Tayebi-Khorami dkk., diperkirakan pertambangan di seluruh dunia menyumbang lebih dari 100 milyar ton material buangan per tahun. Material buangan ini berupa batuan bukan bijih dan air.

Selain itu, pertambangan mineral logam juga merupakan salah satu sektor penghasil emisi CO2 terbesar di dunia. Demikian pula dengan pemurnian logam dari bijih di fasilitas-fasilitas pemurnian dan pengolahan.

Kegiatan pertambangan telah mengundang kekhawatiran banyak pihak sejak lama, terutama para pegiat lingkungan hidup. Banyak suara menyerukan perubahan wajah industri pertambangan supaya lebih ramah lingkungan. Terlebih lagi, sejak 2008 mulai muncul gagasan Net-Zero Emissions untuk mendukung kehidupan di Bumi secara berkelanjutan.

Banyak cara ditempuh untuk mewujudkan pertambangan ramah lingkungan. Upaya pemerintah melalui regulasi terus dilakukan agar perusahaan pertambangan tidak mengabaikan kondisi lingkungan sekitar. Selain itu, dilakukan pula berbagai penelitian agar teknologi pertambangan mampu mendukung gerakan Net-Zero Emissions.

Menambang Tanpa Menggali

Baru-baru ini, dalam jurnal Science Advances, beberapa peneliti dari University of Western Australia berhasil menemukan cara menambang mineral logam tanpa perlu melakukan penggalian. Terdengar aneh bukan?

Metode menambang tanpa menggali ini mereka namakan electrokinetic in situ leaching (EK-ISL). Teknologi ini memanfaatkan dua mekanisme: pertama, in situ leaching atau pelindian di tempat menggunakan lixiviant, zat cair khusus yang digunakan untuk ekstraksi logam dalam proses metalurgi; kedua, electrokinetic yang memanfaatkan medan listrik untuk mempercepat transport zair cair khusus tadi dan logam target pada batuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun