Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist

Geologist | Open Source Software Enthusiast | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengapa Kita Suka Ngemil?

12 Juli 2021   20:10 Diperbarui: 13 Juli 2021   02:03 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cemilan (Sumber: Pixabay)

Cemilan dan ngemil merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dimana pun kita berada, pasti selalu ada cemilan apapun bentuknya.

Di masyarakat Sunda misalnya, cemilan merupakan salah satu hal yang bisa dibilang wajib tersedia di meja tamu. Jenisnya banyak, di antaranya kacang goreng, keripik seroja, dan opak.

Pagi hari ngemil bahkan jadi "ritual" sebelum beraktivitas. Di temani segelas kopi, hadir piring yang penuh dengan singkong rebus, pisang goreng, combro, cireng, dan lain sebagainya. Orang Bandung bahkan menamai makan cemilan sebagai "ngopi", meski tanpa kopi sekali pun.

Kita juga seringkali menyediakan cemilan di ruang pribadi, entah di tempat kerja maupun di rumah, mulai dari yang manis hingga asin, yang biasa hingga cemilan viral juga ada. Anak kos biasanya punya banyak stok cemilan selepas kembali dari kampung halaman. Saya pun demikian.

Indonesia termasuk negara dengan konsumsi cemilan tertinggi. Studi yang dilakukan Mondelez International menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia ngemil hampir tiga kali sehari, lebih tinggi dari rata-rata global, yaitu 2,26 kali.

Apa sih yang menyebabkan kita suka ngemil?

Kebiasaan ngemil kita yang tergolong luar biasa ini disebabkan oleh dua faktor utama. Kedua faktor tersebut adalah faktor emosional dan fungsional. Berikut rinciannya.

1. Faktor emosional

Faktor emosional yang dimaksud di sini adalah faktor mood. Jadi kebiasaan ngemil yang kita lakukan didasarkan pada bagaimana suasana hati kita pada saat itu.

Enam dari tujuh penyebab utama orang Indonesia ngemil merupakan faktor emosional, menurut studi Mondelez International. Pelaku ngemil umumnya ingin menenangkan diri dan beristirahat untuk memperbaiki suasana hati.

Stres merupakan salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap kebiasaan ngemil. Saat kita stres, kita menempatkan diri dalam kondisi "fight or flight", melawan atau melarikan diri dari masalah. Karena manusia cenderung memilih solusi yang paling mudah, melarikan diri lebih sering dilakukan.

Ngemil saat stres merupakan salah satu bentuk perlawanan diri terhadap stres. Ngemil makanan enak dapat memicu produksi serotonin, hormon yang memberikan perasaan nyaman. Hal ini dapat memperbaiki suasana hati.

Jadi jangan salahkan orang yang ngemil karena stres ya. Biarkan mereka menikmati cemilan, asalkan tetap ingatkan agar tidak berlebihan.

Kita juga cenderung ngemil saat sedang bosan atau tidak ada hal menarik yang bisa dilakukan. Mekanismenya sama, ngemil membuat suasana hati jadi lebih baik karena produksi hormon serotonin.

2. Faktor fungsional

Faktor fungsional ini bisa dikatakan faktor yang lebih logis. Kita ngemil karena memang membutuhkannya. Kita ngemil karena kita memang lapar.

Rasa lapar yang diikuti keinginan ngemil biasanya terjadi pada orang yang memiliki kebiasaan begadang. Sebuah studi yang dilakukan Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur cenderung lebih sering merasakan lapar karena tubuh memerlukan energi untuk tetap terjaga.

Ngemil karena berniat menambah berat badan juga merupakan faktor fungsional. Ini biasanya dilakukan oleh orang yang sedang melakukan bulking, menambah massa tubuh sekaligus massa ototnya.

Apapun faktor penyebabnya, ngemil boleh dilakukan asalkan tetap sadar akan batasannya. Usahakan untuk menjauhi cemilan yang berupa junk food dan sejenisnya yang berpotensi mengganggu kesehatan.

Referensi: satu dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun