Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist

Geologist | Open Source Software Enthusiast | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

3 Cara Ibu Bantu Kelola Uang Salam Tempelku

11 Mei 2021   09:25 Diperbarui: 11 Mei 2021   19:30 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salam tempel Idul Fitri (www.pegipegi.com)

Hari Raya Idul Ftiri merupakan momen yang paling ditunggu di penghujung perjalanan puasa Ramadan. Setelah sebulan penuh berpuasa, tibalah hari kemenangan penuh sukacita dan berkesan.

Lebih 20 tahun lalu pun saya sangat menantikan Hari Lebaran. Sewajarnya anak kecil kebanyakan, bukan kesan spiritualnya yang saya nantikan, akan tetapi salam tempelnya.

Wajarlah, namanya juga masih anak-anak.

Saya sendiri tidak terlalu yakin kapan istilah 'salam tempel' muncul di masyarakat kita. Tapi yang jelas tradisi membagi-bagikan uang kepada sanak saudara sudah sejak dulu dilakukan di lingkungan keluarga besar.

Barisan generasi cucu dan cicit yang paling diuntungkan. Belum punya kemampuan memberi kepada saudara lainnya, kami kerap menuai hasil berlimpah. Kami biasanya memperoleh berlembar-lembar uang berbagai pecahan dari kakek, nenek, paman, dan bibi.

Sebagai anak-anak yang belum punya rencana pengelolaan keuangan macam saya versi dewasa sekarang, saya tidak ambil pusing hendak diapakan uang yang tidak sedikit tersebut. Di sinilah ibu saya turun tangan menjalankan perannya berdasarkan pengalaman sebagai sentra keuangan keluarga.

Ibu saya paham betul bahwa anak-anaknya harus dididik agar dapat memanfaatkan uangnya dengan baik meski belum baligh. Kami tidak boleh seenaknya mengubah uang melimpah jadi barang yang tidak berfaedah dan malah berakhir jadi sampah.

Ada beberapa cara yang ibu saya lalukan, dan mungkin akan sangat bermanfaat juga bagi saya dan pembaca sekalian.

1. Menanyakan hendak beli apa setelah Lebaran

Ibu tahu bahwa anaknya akan menerima cukup banyak uang selepas Lebaran. Meski begitu, ibu tidak serta merta membebaskan anaknya lepas kendali mentang-mentang tebal kantongnya.

Ibu selalu menanyakan terlebih dahulu apa yang hendak saya beli selepas Idul Fitri. Ia ingin memastikan saya berencana menghabiskan uang untuk hal-hal yang diperlukan. Untungnya waktu itu belum ada top up voucher game online.

Biasanya saya berencana membeli mainan, buku, atau perlengkapan sekolah. Saat saya menyampaikan rencananya, ibu akan memberikan persetujuan jika sesuai keperluan. Jika tidak, ia akan memberikan arahan dan menyarankan hal lainnya.

Apakah ibu saya terkesan terlalu disiplin?

Hehe, percayalah, kebiasaan itu yang membuat saya amat sangat jarang membelanjakan uang untuk setuatu yang tidak perlu.

2. Mengingatkan untuk menghitung uang

Menghitung uang 'hasil panen' adalah langkah kontrol berikutnya. Ibu senantiasa mengingatkan saya untuk melihat kembali uang yang diperoleh dari kebaikan hati sanak saudara. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan apakah rencana dan uang di saku sesuai besarannya. 

Jika sesuai, tentu tinggal dilaksanakan saja. Uang lebihnya bisa saya pakai dengan bebas untuk jajan. Jika tidak sesuai, ibu akan menambal kekurangannya agar rencana anggaran tetap di jalurnya. Dengan demikian muncul rasa tanggung jawab terhadap sejumlah uang yang saya pegang.

3. Menyarankan untuk menabung

Ada kalanya saya tidak punya rencana apapun dengan uang yang saya peroleh dari salam tempel. Uang  kadang tergeletak begitu saja di lemari pakaian.

Ibu melihat kejadian tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk mengajarkan anaknya menabung. Ibu membuatkan saya rekening tabungan untuk menampung uang dari salam tempel yang tidak dibelanjakan. Saya juga kerap mengisi tabungan dengan sisa uang saku bulanan.

Menabung melatih saya sabar mengumpulkan sumber daya untuk memenuhi keperluan di kemudian hari. Ibu secara tidak langsung mengingatkan untuk selalu berjaga-jaga barangkali uang berlebih suatu hari dibutuhkan untuk hal-hal penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun