Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist

Geologist | Open Source Software Enthusiast | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

3 Cara Ibu Bantu Kelola Uang Salam Tempelku

11 Mei 2021   09:25 Diperbarui: 11 Mei 2021   19:30 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salam tempel Idul Fitri (www.pegipegi.com)

Apakah ibu saya terkesan terlalu disiplin?

Hehe, percayalah, kebiasaan itu yang membuat saya amat sangat jarang membelanjakan uang untuk setuatu yang tidak perlu.

2. Mengingatkan untuk menghitung uang

Menghitung uang 'hasil panen' adalah langkah kontrol berikutnya. Ibu senantiasa mengingatkan saya untuk melihat kembali uang yang diperoleh dari kebaikan hati sanak saudara. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan apakah rencana dan uang di saku sesuai besarannya. 

Jika sesuai, tentu tinggal dilaksanakan saja. Uang lebihnya bisa saya pakai dengan bebas untuk jajan. Jika tidak sesuai, ibu akan menambal kekurangannya agar rencana anggaran tetap di jalurnya. Dengan demikian muncul rasa tanggung jawab terhadap sejumlah uang yang saya pegang.

3. Menyarankan untuk menabung

Ada kalanya saya tidak punya rencana apapun dengan uang yang saya peroleh dari salam tempel. Uang  kadang tergeletak begitu saja di lemari pakaian.

Ibu melihat kejadian tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk mengajarkan anaknya menabung. Ibu membuatkan saya rekening tabungan untuk menampung uang dari salam tempel yang tidak dibelanjakan. Saya juga kerap mengisi tabungan dengan sisa uang saku bulanan.

Menabung melatih saya sabar mengumpulkan sumber daya untuk memenuhi keperluan di kemudian hari. Ibu secara tidak langsung mengingatkan untuk selalu berjaga-jaga barangkali uang berlebih suatu hari dibutuhkan untuk hal-hal penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun