Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist

Geologist | Open Source Software Enthusiast | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Aku dan Trans Semarang

28 Januari 2019   15:34 Diperbarui: 28 Januari 2019   16:07 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://www.rmoljateng.com

Tinggal selama 18 tahun di pinggiran Jawa Barat membuat saya agak sedikit gugup ketika harus menginjakkan kaki di Semarang. Kota Lumpia benar-benar asing bagi saya yang orang Sunda tulen. Hampir tidak ada satu pun anggota keluarga besar yang pernah dengan sengaja tinggal sebentar di Tanah Jawa, apalagi menetap cukup lama untuk menempuh pendidikan. Semarang menghadirkan warna baru dalam hidup dengan bahasa dan budayanya.

Sebagai mahasiswa perantauan yang tidak punya kerabat di Semarang, saya tentu saja akan beberapa kali menempuh perjalanan pulang ke kampung halaman saat libur hari raya atau akhir semester. Transportasi umum menjadi andalan perjalanan panjang menempuh jarak lebih dari 250 km menuju rumah. Bus antar kota antar provinsi (AKAP) adalah opsi utama mengingat kondisi moda kereta api yang belum sepenuhnya tertib pada tahun 2010.

Perjalanan menuju rumah semakin menantang karena terbatasnya pilihan transportasi umum dari daerah sekitar Undip Tembalang menuju terminal atau pool bus. Selama kurang lebih 2 tahun saya harus mengandalkan jasa antar-jemput teman kost. Sebagai catatan jarak tempuh Undip Tembalang -- Kalibanteng (lokasi pool bus) adalah sekitar 15 km. Jarak yang terlalu jauh untuk sekedar mengantarkan teman dengan sukarela.

Namun semua berubah saat Koridor II BRT Trans Semarang diresmikan. Bus merah Trans Semarang melintas di depan pertigaan Patung Diponegoro Berkuda (mahasiswa Undip biasa menyebutnya Patung Kuda) mengikuti Trayek Terminal Sisemut Ungaran -- Terminal Terboyo. Bus nantinya transit di Halte Balaikota Jl. Pemuda kemudian saya dapat melanjutkan perjalanan dengan Trans Semarang Koridor I Terminal Mangkang -- Terminal Penggaron menuju Kalibanteng, lokasi pool bus langganan. Saya tidak perlu lagi merepotkan orang lain.

Tarif Trans Semarang sangat murah, hanya Rp 3.500 untuk satu kali perjalanan termasuk transit sekalipun. Bus Trans Semarang dilengkapi dengan pengatur udara, tempat duduk empuk, dan pegangan menggantung bagi yang tida kebagian tempat duduk. Saya sendiri tidak masalah dengan kondisi bus yang kerap penuh dan penumpang yang berdesak-desakan. Justru hal ini malah menandakan bahwa Trans Semarang berhasil menarik minat warga Semarang untuk menggunakan kendaraan umum.

Pilihan transportasi umum untuk pulang ke rumah bertambah setelah perombakan total pelayanan kereta api. Jarak jauh Semarang -- Cirebon kini bisa ditempuh di jalur sepur. Akses menuju Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol semakin mudah dengan dibukanya Koridor IV Terminal Cangkiran -- Stasiun Tawang. Trans Semarang benar-benar memberikan kemudahan bagi mahasiswa perantau seperti saya.

Ada perkembangan mengejutkan setelah beberapa tahun saya lulus dari Undip. Trans Semarang kembali membuka koridor baru (Koridor VI) dengan trayek Undip Tembalang -- Unnes Sekaran. Satu-satunya koridor yang tidak melalui halte transit Balaikota ini sangat membantu aksebilitas civitas akademika kedua kampus. Mahasiswa yang memiliki kesulitan dalam mobilitas tidak perlu lagi khawatir. Ketiadaan kendaraan bermotor pribadi tidak lagi menjadi hambatan.

Secara pribadi saya berpendapat bahwa Trans Semarang merupakan salah satu contoh sukses implementasi sistem BRT di Indonesia. Meski masih minim menarik minat pengguna kendaraan pribadi, seperti hasil penelitian yang dilakukan Laboratorium Transportasi Universitas Soegijapranata pada 2015 lalu, setidaknya Trans Semarang sudah dapat mengurangi ketergantungan warga Semarang terhadap sepeda motor dan mobil pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun