Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Lelah, Antara Nikmat dan Syukur

13 Januari 2016   14:45 Diperbarui: 3 Juni 2018   23:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam keseharian kita kata lelah atau kelelahan merupakan satu paket, yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah aktifitas. Baik itu aktifitas ringan maupun aktifitas berat. Terutama kelelahan dalam mencari rezeki. Yang perlu dicermati adalah bagaimana memaknai kata lelah itu menjadi suatu kesyukuran. Bukan sebuah keluhan apa lagi hujatan.

Caranya adalah dengan mensyukuri apa yang menjadi penyebab kelelahan itu. Rasulullah SAW mengabarkan berita gembira kepada kita tentang kelelahan saat mencari rezeki. "Barang siapa yang pada malam hari merasakan kelelahan dalam mencari rezeki di waktu siang, maka malam itu dosanya di ampuni oleh Allah SWT. Sungguh luar biasa penghargaan yang diberikan Allah bagi siapa saja yang kelelahan mencari rezeki. Tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim. Selalu ada keutamaan meski itu dalam konteks lelah.

Jika seorang ayah seharian bekerja keras mencari nafkah hingga larut malam, tentu lelah yang teramat sangat akan dirasa begitu tiba di rumah. Tapi syukurilah, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan sibuk mencari pekerjaan yang tak kunjung tiba.

Jika seorang istri yang dengan tugas rumah tangga serta kewajiban mengurus anak dan suami, menjadi kelelahan ketika malam tiba, tetaplah bersyukur. Karena ada banyak wanita di sana yang sedang menantikan jodohnya yang tak kunjung tiba.

Dan jika sebagai seorang individu harus bekerja keras hingga larut malam, mencari rezeki supaya terjaga harga dirinya, lalu kelelahan dan tidak memiliki waktu untuk berleha-leha. Maka syukurilah kelelahan itu. Karena ada banyak individu-individu di sana yang hanya bisa merenung, meratapi nasibnya yang pengangguran.

Rasulullah SAW berkata, "Apabila seseorang keluar rumah mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia dijalan Allah. Apabila seseorang keluar rumah mencari rezeki karena orang tuanya sudah renta, maka dia dijalan Allah. Dan apabila seseorang keluar rumah mencari rezeki karena dirinya sendiri, supaya terjaga harga dirinya. Maka keluarnya dia dijalan Allah.

Subhanallah! Di sisi Allah segala sesuatu ada hitungannya. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan terlupa. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Najm ayat 39-41 yang artinya : "Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberikan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." Maha suci Allah dengan segala firman-Nya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun