Mohon tunggu...
Denik13
Denik13 Mohon Tunggu... Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Semarak Kebun Puisi Jilid II DKT yang Bernuansa Kopi dan Tahun Baru

16 Februari 2025   12:57 Diperbarui: 16 Februari 2025   12:57 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atraksi seluruh peserta dalam Kebun Puisi jilid II (dok. Komite Sastra)

Kebun Puisi. Event bulanan Komite Sastra DKT Kota Tangerang kembali digelar. Jika sebelumnya Komite Sastra menggelar acara tersebut di taman, untuk kali ini berpindah ke kedai kopi. Kolaborasi yang bisa dicoba demi meningkatkan minat masyarakat terhadap puisi.

Bertempat di kedai kopi kramat Jalan Kramat, Naroktog, Kota Tangerang para pengurus Komite Sastra mengadakan rapat persiapan guna kelancaran acara tersebut. Mulai dari pembagian tugas sampai mendekor ruangan. 

Semua berjalan lancar sampai tiba di hari H penyelenggaraan Kebun Puisi Jilid II. Meski ada kekurangan pada saat pelaksanaan, tapi dari Komite Sastra hal tersebut dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya untuk evaluasi selanjutnya.

Seperti biasa, acara Kebun Puisi Jilid II dibuka dengan sambutan dari ketua Komite Sastra DKT Kota Medy Kesesi. Selanjutnya sambutan oleh ketua DKT Kota Tangerang bapak Dr. H. Muhammad Hanan Rahmadi. Mba Achi TM dari Komite Sastra memberikan penjelasan tentang apa itu puisi dan kenapa kita harus menulis puisi?

Ketua Komite Sastra DKT memberikan sambutan (dok. Denik)
Ketua Komite Sastra DKT memberikan sambutan (dok. Denik)
Tak hanya menulis tentang puisi saja. Menulis secara umum bisa menjadi terapi bagi diri. Healing yang bermanfaat. Jadi sebisa mungkin mulailah menulis dan tulis hal-hal kecil sekalipun. Menulis untuk keabadian. Demikian kutipan dari Pramoedya Ananta Toer.

Selanjutnya para peserta yang hadir diajak menulis puisi sesuai tema. Ada yang lancar jaya menuangkan isi kepalanya dalam bentuk puisi. Ada juga yang termenung lama sekali. Entah bingung atau tak tahu apa yang akan dituliskannya. Ada yang senyum-senyum memandangi kertas dan penanya.

Ekspresi sebagian peserta saat membuat puisi (dok. Denik)
Ekspresi sebagian peserta saat membuat puisi (dok. Denik)
Meski demikian semua yang hadir terlihat bersemangat sekali mengikuti rangkaian acara. Sambil menunggu puisi karya peserta. Denik dari komite sastra membacakan puisi karyanya yang berjudul Pada Secangkir kopi. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan pantun yang diselipi pertanyaan. Di momen ini ada kejadian lucu yang tidak lucu.

Jadi dalam pantun yang dibacakan, isi pantun berupa pertanyaan yang berkaitan dengan literasi. Tapi peserta yang hadir sebagian besar tak tahu jawabnya. 

Contoh pantunnya sebagai berikut:

Roman Siti Nurbaya karya Marah Rusli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun