Tupperware. Wadah kedap air yang sempat populer di kalangan masyarakat. Bagi mereka yang senang membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat beraktifitas, sudah bisa dipastikan piranti makannya adalah produk Tupperware. Dulu.Â
Kotak makan dan gelas minuman yang dibawa kemana-mana adalah produk Tupperware. Kalau ada yang meminjam atau menghilangkan bisa kena omel. Sebab harganya memang lumayanlah dibandingkan produk plastik biasa.
Saya pun demikian soalnya.Meski begitu ada saja yang mengoleksi Tupperware sampai sedemikian rupa. Semua piranti masak di rumah hampir keseluruhannya produk Tupperware. Mulai dari gelas, piring, sendok makan, toples kerupuk, toples cemilan sampai tempat menyimpan makanan di kulkas.
Saya juga suka dengan produk Tupperware. Ada beberapa set piranti makan Tupperware dengan warna berbeda. Ada satu set warna ungu, satu set warna hijau dan seterusnya. Masing-masing warna memiliki fungsi sendiri. Misalnya warna ungu untuk tempat bekal saya beraktifitas. Warna merah untuk di rumah.Â
Pokoknya semacam itulah. Karena merasa senang dan cocok dengan produk Tupperware. Tak dinyana pada 16 September 2024 Tupperware menyatakan bangkrut. Wuduh, sempat kaget juga. Tidak percaya perusahaan sebesar itu bisa bangkrut.Â
Sejak awal didirikan sekitar tahun 1946 oleh Earl Silas Tupper, produk Tupperware begitu digilai oleh masyarakat. Tersebar hingga 70 negara. Salah satunya negara Indonesia. Produk Tupperware sudah diyakini kualitasnya. Tak heran jika kerap dijadikan sebagai kado atau hadiah give away.
Sebegitu terpercayanya produk Tupperware, saya sampai tergoda oleh bujukan teman untuk prepare piranti makan bagi pasangan kelak.
"Beli aja sekarang. Kalau nanti-nanti harganya sudah beda. Modelnya juga belum tentu ada lagi. Simpan buat nanti kalau punya suami. Jadi enggak bingung lagi nyari tempat makan untuk bekal kerjanya."
kotak makan untuk bekal kerja, lengkap dengan sendok dan garpu serta gelas panjang dengan warna senada.Â
Awalnya saya pikir untuk apa? Nanti ya nanti. Tapi begitu si kawan mengatakan kalau modelnya belum tentu ada lagi. Tergodalah saya. Jadilah saya memilikiPlus tas untuk tempat kotak makannya. Pokoknya "menyalal" kalau istilah anak sekarang. Seiring berjalannya waktu, piranti Tupperware tersebut tetap tersimpan rapi di lemari. Sebab si dia bukan tipe orang yang suka membawa bekal dari rumah. Jiaaahh.
Meski demikian tetap ada hikmahnya. Pada saat Tupperware mengumumkan tentang kebangkrutannya. Piranti makan Tupperware warna hijau muda yang saya miliki ini menjadi semacam barang langka loh.