Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

6 Tempat Wisata di Bali yang Anti Mainstream

4 Februari 2023   20:40 Diperbarui: 9 Februari 2023   22:00 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jatiluwih, Tabanan, Bali (dokpri)

Keindahan Pulau Bali sudah tak ragukan lagi. Bali yang dijuluki sebagai Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura, menjadi salah satu tujuan wisata yang tak boleh dilewatkan.

Pantai di Bali menjadi surga bagi sebagian peselancar. Keindahan pantai di Bali menjadi perburuan para pecinta sunset dan sunrise. Pesona pura menjadi daya tarik tersendiri juga bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali 

Saya termasuk orang yang memiliki mimpi untuk bisa berlibur ke Bali suatu saat nanti. Ketika mimpi itu akhirnya terwujud, tentu senang dong. Yeaah, my dream come true.

Berbagai persiapan pun saya lakukan. Mulai dari mengatur waktu perjalanan sampai destinasi yang dikunjungi. Saya bukannya tidak tertarik dengan keindahan pantai di Bali, atau tak terpesona dengan kemegahan pura.

Namun sebagai pecinta sejarah, budaya dan olahraga. Ada tempat-tempat yang lebih prioritas dibandingkan keduanya, pantai dan pura. Apalagi waktu berlibur saya hanya 4 hari 3 malam.

Maka saya harus memanfaatkan waktu yang singkat tersebut dengan sebaik-baiknya. Akhirnya ada 6 destinasi yang menurut saya anti mainstream. Tapi sesuai dengan passion saya.

Inilah 6 tempat wisata di Bali yang anti mainstream dan wajib kamu kunjungi. Saya menyebutnya cara unik menikmati Bali.

1 . Mengunjungi Museum Subak

Salah satu bagian dari Museum Subak (dokpri)
Salah satu bagian dari Museum Subak (dokpri)

Museum yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Tabanan ini tempat pertama yang saya kunjungi. Kenapa? Karena sejak jaman Neolithicum (300-600 M), kehidupan masyarakat Pulau Bali sebagian besar dari bercocok tanam.

Sumber air bagi segala kebutuhan berasal dari 4 buah danau alam yaitu Danau Batur, Danau Bratan, Danau Buyan, dan Danau Tamblingan. Belum lagi sumber mata air yang berasal dari sungai dan air hujan. Hal tersebut berpengaruh membentuk topografi bergelombang dengan bentangan petakan sawah berteras yang memesona.

Jaringan irigasi dengan saluran yang berliku-liku, terowongan saluran air irigasi menembus pesona Pulau Bali. Sistem pengairan yang tertata dan terorganisasi tersebut disebut Subak. Nah, di sinilah kita bisa mengetahui sejarah Subak dan pertanian di Bali lebih detail. Inilah yang menarik perhatian saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun