Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Naik Ojek Sepeda di Era Ojek Online

20 November 2022   02:49 Diperbarui: 20 November 2022   07:23 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ojek sepeda kawasan Pecinan Glodog (dokpri)

Pertama saya ingin merasakan bagaimana naik ojek sepeda di tengah hiruk-pikuk jalanan ibukota. Di era ojek online yang marak di masyarakat. Ternyata menegangkan. Artinya ada perasaan was-was dan deg-degan ketika duduk diboncengan. Karena tidak ada pegangan yang asik. Hanya duduk tegak saja.

Bapak penarik ojek sepeda sudah berumur pula. Jelas was-was apakah kuat membawa saya. Secara tubuh saya termasuk yang padat berisi. Si bapak meliuk-liuk dengan santainya di sela mobil dan bus Transjakarta.

Sesekali si bapak turun sambil menuntun sepedanya, yang notabene ada penumpangnya yaitu saya. Pun tetap meliuk-liuk di jalan tanpa rasa takut. Justru saya yang was-was. Maklum baru sekali itu naik ojek sepeda.

Meski demikian ada rasa serunya juga. Ketika si bapak ojek sepeda bisa melaju dengan santainya di jalan yang padat dan ramai. Beberapa orang yang saya jumpai bahkan mengacungkan jempol ketika kami melintas. Saya tahu mereka salut dengan si bapak ojek sepeda.

Kedua, saya ingin merasakan dibonceng sepeda. Karena selama ini mengayuh sepeda sendiri kemana saja. Bahkan untuk jarak jauh seperti ke Kota Serang dan Bogor. Ternyata lebih menegangkan dibonceng ketimbang mengayuh sepeda sendiri.

Ketiga, memberi pemasukan bagi si bapak ojek sepeda. Dengan saya naik ojek sepeda nya tentu menambah pemasukan si bapak hari itu. Karena dari obrolan dengan si bapak sepanjang jalan, penghasilan dari ojek sepeda tidak seperti dulu lagi. 

Tidak memungkiri. Sebab sekarang adalah era ojek online. Serba ingin cepat dan tepat waktu. Maka ojek sepeda agak tersingkirkan jika merujuk hal di atas. Meski demikian bukan berarti tak ad harapan. Tetap ada walau sedikit.

Si bapak ojek sepeda di usianya yang tak lagi muda tetap gagah mengendarai sepeda, membawa penumpang keliling kota. Tak peduli hanya sendiri menanti penumpang yang memiliki empati. Bahwa ojek sepeda tak hanya sesuatu yang langka, melainkan juga ladangnya dalam mencari nafkah. Maka perlu diapresiasi. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun