Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ucapan Guru Bertuah Loh! Saya Pernah Jadi "Korban"

25 November 2021   14:21 Diperbarui: 25 November 2021   14:25 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat kelas inspirasi di SD Negeri Temugiring, Cilegon (dokpri)

Seringkali kita mendengar pernyataan seperti ini.

"Guru adalah orang tua kita di sekolah. Oleh karenanya harus dihormati seperti terhadap ibu dan bapak kita di rumah."

Namun karena banyak yang beranggapan bahwa orang tua adalah mereka yang melahirkan dan merawat serta membesarkan kita. Maka pernyataan tersebut di atas hanya dianggap angin lalu.

"Biasa aja kale. Guru kan orang lain. Orang tua gue ya emak dan babelah."

Demikian pendapat yang terlontar. Bahkan ada yang lebih berani lagi.

"Iyalah biasa aja. Toh mereka kan dibayar."

Ups. Anggapan yang membuat segelintir atau sebagian pelajar tidak menghargai gurunya. Bahkan melawan dan menentang sang guru.

Hal tersebut berdasarkan pengalaman pribadi juga saat sekolah. Meski sependapat. Namanya juga anak-anak ABG. Mana mau disuruh-suruh, dilarang-larang. Apalagi oleh orang lain. Tapi bukan berarti saya ikutan melawan guru. Tidak terpikirkan sama sekali.

Apalagi orang tua saya tidak mengajarkan demikian. Jadi saya sangat hormat dan menghargai para guru di sekolah. Apalagi kata ibu saya, guru itu kata-katanya bertuah. Sama seperti perkataan ibu dan bapak. Sebab guru adalah orang tua kita juga. Hanya tempatnya di sekolah.  

Awalnya saya menanggapi dengan biasa pernyataan tersebut. Jadi sesekali adalah berselisih pendapat dengan guru. Berdebat melontarkan pendapat masing-masing. Karena masing-masing merasa benar. 

Sampai suatu ketika salah satu guru saya di SLTA pernah berujar begini pada saya, "Kamu nih kalau dikasih tahu ngeyel saja. Nanti kamu merasakan sendiri bagaimana punya murid yang ngeyelan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun