Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Perkedel Baso untuk Mengenang Ibu

10 November 2021   14:32 Diperbarui: 10 November 2021   14:37 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkedel baso (dokpri)

Perkedel. Olahan kentang yang dihaluskan kemudian dibentuk bulat pipih lalu digoreng. Salah satu makanan kesukaan ibu dan favorit ibu dalam memasak. Dalam satu Minggu pasti ada 2-3 kali ibu memasukkan perkedel dalam menu masakan keluarga kami.

Menurut ibu ada yang kurang jika di meja makan tak ada perkedel. Padahal kami merasa biasa saja. Ada dimakan tak ada ya tidak menanyakan. Sebab kami tak rewel urusan menu. Apalagi masakan ibu tergolong enak. 

Ketika memasak perkedel, ibu biasanya mencampurnya dengan daging giling. Jadi ketika dimakan terasa ada kenyal-kenyalnya gitu. Kesukaan saya banget. 

Tapi saya justru paling malas membuatnya. Soalnya memerlukan beberapa proses pengerjaan. Harus mengupas kentangnya dulu. Lalu digoreng dan dihaluskan. Setelah dihaluskan dan diberi bumbu lalu dicetak bulat-bulat pilih kemudian digoreng lagi. 

Judulnya ribet membuat perkedel tuh. Menurut saya loh. Makanya zaman ABG dulu itu malas sekali membantu ibu di dapur. Apalagi kalau ada menu perkedelnya.

Soalnya saya yang diminta mengerjakan semua. Nanti ibu yang memberi bumbu dan menggorengnya. Yang mencetak tetap saya. Apalagi kalau pas daging gilingnya habis. Tugas saya bertambah. Yaitu mengiris baso dengan ukuran kecil untuk campuran perkedel.

"Kenapa harus pakai campuran sih, Bu. Nambahin kerjaan saja," protes saya.

Ibu hanya senyum-senyum. 

"Biar enak. Nanti kamu ingat-ingat resep ibu. Biar bisa bikin sendiri. Pokoknya kalo enggak ada daging gilingnya, pakai baso aja. Sama-sama daging kok."

Saya mengiyakan saja. Dalam hati bergumam, "Siapa juga yang mau bikin perkedel. Ribet." 

Sampai suatu ketika saya merindukan perkedel buatan ibu. Namun sayang sudah tak bisa lagi. Sebab ibu sudah berpulang ke Rahmatullah. Tepat tanggal 10 November 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun