Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Berkat Goerge Stephenson Kita Bisa Merasakan Naik Kereta Api

28 Agustus 2021   10:18 Diperbarui: 28 Agustus 2021   10:17 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Goerge Stephenson (sumber Wikipedia)

KERETA API. Siapa yang tak mengenal alat transportasi satu ini? Bisa jadi kereta api merupakan bagian dari hidup kita. Sebab hanya kereta api sarana penghubung kita dengan daerah lain. 

Padatnya KRL Jabodetabek bukti nyata, bahwa banyak sekali masyarakat yang menggunakan sarana transportasi kereta api dalam beraktivitas sehari-hari.

Meski saya bukan pengguna KRL dalam berkegiatan sehari-hari  Namun saya memiliki kenangan indah terkait kereta api. Baik KRL Jabodetabek atau pun Kereta Api jarak jauh. Yang melayani rute antar pulau antar provinsi.

Saya pertama kali naik kereta api usia 9 bulan. Selanjutnya usia 3 bulan.

"Hah. Memang sudah ingat?"

Ya, belumlah. Ini menurut cerita ibu saya. Ketika kandungan ibu menginjak usia 9 bulan. Beliau ingin melahirkan di kampung halaman. Ketika itu ibu dan bapak tinggal di Jakarta. Jadilah dalam kondisi hamil besar, ibu diantar oleh bapak ke Banyumas. Itu artinya saya diajak naik  kereta api sejak dalam kandungan. 

Tiga bulan setelah dilahirkan, saya kembali diajak naik kereta. Kali ini tujuan nya Surabaya. Sebab bapak pindah pekerjaan di kota pahlawan. Berarti saya merasakan naik kereta api lagi ketika berusia 3 bulan. Sejak itu kerap bolak-balik naik kereta api ke Surabaya-Purwokerto.

Namun baru benar-benar merasakan haru biru suasana di stasiun dan perjalanan dengan kereta api ketika sudah hijrah kembali ke Jakarta. Pertama saat mengantar bapak naik kereta api dari stasiun Gambir untuk perjalanan ke Kediri. Waktu itu saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. 

Entah mengapa saya merasa sedih melepas bapak pergi sendirian. Kondisi waktu itu tidak memungkinkan untuk saya ikut serta mendampingi bapak. Jadilah saya mewek begitu kereta apinya berangkat. Begitu juga saat menjemput bapak sekembalinya dari Kediri. Mungkin karena tidak pernah berpisah lama dengan bapak.

Selanjutnya perasaan haru biru yang saya rasakan ketika melakukan perjalanan Jakarta-Surabaya. Kondisi saya waktu itu sudah bekerja. Yang membuat haru karena perjalanan ke Surabaya tersebut momen pertama kalinya menjejakkan lagi di Kota Surabaya setelah 20 tahun hijrah ke Jakarta.

Di Stasiun Pasar Turi, Surabaya (dokpri)
Di Stasiun Pasar Turi, Surabaya (dokpri)

Selanjutnya perjalanan dengan kereta api hampir tiap akhir pekan saya lakoni. Baik itu untuk urusan pekerjaan atau traveling. Jadi setiap saat saya memiliki kisah dengan stasiun dan kereta api. Sebab momen yang dilakoni berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun