Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hari-hari Penuh Warna dan Kejutan Bersama KOMiK

8 Agustus 2021   01:51 Diperbarui: 8 Agustus 2021   01:52 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nobar KOMiK di Tamini Square (dokpri)

Hari ini 8 Agustus 2021 KOMiK Kompasiana berusia 7 tahun. Selamat dan sukses selalu ya? Semoga bisa menjadi komunitas film yang besar dan menginspirasi.

Perkenalan saya dengan KOMiK belum terlalu lama sih. Sekitar tiga tahunan. Tapi ada banyak kenangan yang tercipta bersama KOMiK. Mulai dari nobar alias nonton bareng sampai menulis buku antologi. Semuanya memberi kesan tersendiri bagi saya.

"Halah, apa sih berkesannya nobar? Ya begitu saja. Menulis antologi? Juga biasa saja."

Mungkin ada yang berpendapat demikian. Memang benar, nobar ya paling begitu saja. Saya pernah mengikuti acara nobar juga sebelum dengan KOMiK. Tapi ada yang berbeda ketika saya nobar bareng KOMiK.

Pertama, suasananya. Kekeluargaan. Ini kesan saya saat pertama kali ikut nobar bareng KOMiK. Saya yang ketika itu baru mengenal satu, dua orang KOMiKer. Itu pun hanya perkenalan singkat, tidak merasa asing saat bergabung dengan KOMiKer lainnya. Sebab pengurus dan anggota lainnya begitu ramah serta bersahabat. Sehingga saya yang ibarat anak baru tidak merasa asing.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Kedua, momennya. Berkesan dan tidak biasa. Bagaimana tidak? Nobar pertama yang saya ikuti namanya Nobar Maraton. Jujur saya kudet sekali loh. 

"Apaan sih nobar maraton itu? Saya tahunya lari maraton."

Ternyata setelah dijalani. Oh, begitu yang namanya nobar maraton. Seru juga ya? Sungguh, itu pengalaman nobar saya yang paling berkesan. 

Kemudian lokasinya. Saat nobar maraton kan di Bioskop XXI TIM, Cikini. Weh, siapa nyana bahwa ternyata kami termasuk penonton terakhir yang merasakan duduk di sana. Juga saksi hidup keberadaan bioskop tersebut. Sebab esok harinya tempat tersebut ditiadakan.

Tiket bersejarah (dokpri)
Tiket bersejarah (dokpri)

Ketiga, timingnya. Kok selalu pas dengan apa yang saya inginkan. Jadi saya tuh paling senang menonton film yang hasil adaptasi dari buku. Buat saya menarik sekali. Ada pembelajaran yang saya dapatkan dari keduanya. Bagaimana cerita versi buku dan setelah divisualisasikan. 

Nah, ketika nobar maraton. Film yang kami tonton adalah Bumi Manusia dan Perburuan. Siapa yang tak mengenal karya besar tersebut? Karya penulis besar Pramoedya Ananta Toer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun