Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memanfaatkan Waktu Menunggu dengan Menulis Puisi

30 Mei 2021   08:02 Diperbarui: 30 Mei 2021   08:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara Soetta (dokpri)

"Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku. Saat ku harus bersabar dan terus bersabar. " (Zivilia-Aishiteru)

Lirik lagu di atas memang benar adanya. Menunggu itu sesuatu yang menyebalkan. Apalagi sampai berjam-jam. Hal tersebut kerap saya alami ketika bepergian menggunakan pesawat.

Pesawat yang saya tumpangi delay hingga beberapa jam. Bahkan pernah mengalami delay sampai 3 jam. Awal-awal sempat kesal jika mengalami delay. Apalagi jika stok buku yang dibawa sudah selesai dibaca semua. Bikin bete.

Namun mau bagaimana lagi? Marah-marah dan kesal tak akan mengubah keadaan juga. Jadi harus pandai-pandainya kita menyikapi kondisi semacam itu. Berdamai dengan keadaan. Hal itu yang sebaiknya dilakukan.

Akhirnya saya tumpahkan semua kekesalan hati dengan menulis. Saya curahkan semua lewat tulisan. Seperti menulis diary. Bedanya sekarang menggunakan note di ponsel. Biasanya setelah semua kekesalan hati tercurah. Perasaan menjadi lebih plong. Lebih lega. 

Jika sudah merasa lega maka pada saat melihat orang-orang di sekeliling yang bernasib sama, suka muncul ide tak terduga. Saya langsung mencatat ide tersebut atau kejadian yang dilihat. Setelah tiba di rumah ide-ide tersebut barulah dikembangkan menjadi sebuah cerita pendek. 

Jika sedang muncul sisi romantis dari dalam diri saya, bisalah menulis puisi singkat dari kondisi menunggu semacam itu. Biar pun tak seindah pujangga, setidaknya bisalah. Berikut ini sebuah puisi yang saya tulis saat menunggu di bandara.

Bandara Cinta

Sore itu

Suasana begitu ramai

Terminal kedatangan penuh sesak orang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun