THR Kompasiana Membuatku Tahu Rasanya Jadi Cinderella

Wah, tak terasa lebaran tinggal 4 hari lagi. Artinya sebentar lagi program THR Kompasiana akan berakhir. Duh, kok sedih ya?Lebay ah. Eh, memang benar kok. Sejak mengikuti THR Kompasiana bulan Ramadanku terasa berbeda. Puasa seharian tidak terlalu terasa. Tahu-tahu sudah sore. 

Karena setelah berkutat dengan urusan rumah langsung menyiapkan tulisan untuk Kompasiana. Pokoknya ada kesibukan lain deh. 

Tahun ini untuk ketiga kalinya aku mengikuti THR Kompasiana. Dari ketiganya belum satu pun yang sukses menggondol THR dari Kompasiana. Hiks.

Eh, tapi aku rapopo kok. Inilah istimewanya THR Kompasiana. Bikin ketagihan. Padahal enggak pernah dapat hadiah ye? Seru aja sih.

Ini tantangan buat yang senang menulis. Belajar konsisten menulis setiap hari. Belajar hal-hal baru sampai mengetahui rasanya jadi Cinderella.

What's? Cinderella? Iya, Cinderella dengan sepatu kacanya itu lho. Ingatkan bagaimana Cinderella tergopoh-gopoh pulang usai menghadiri pesta dansa dengan sang pangeran? Sebelum jam 12 malam dia harus segera pulang. Jika tidak semua akan berubah seperti semula.  

Nah, itulah yang kurasakan saat mengikuti THR Kompasiana. Ada beberapa kali aku baru bisa posting mendekati jam 12 malam. Duh, rasanya seperti Cinderella yang harus cepat-cepat pulang sebelum semuanya berubah.

Dokpri

Maklum banyak yang diurus. Belum lagi kalau ada acara dan hal-hal tak terduga. Begitu jam 10 malam baru sadar.

"Ya, ampun. Belum setor tulisan."

Jadilah ngebut mengejar DL. Tegang sih. Tapi seru. Lega rasanya begitu selesai posting tulisan. Tak terasa sudah tinggal menghitung hari nih. 

Bisa selesai satu bulan tanpa bolong sudah prestasi tersendiri buat aku. Apalagi tahun ini tantangannya lebih menantang. Ada Mystery Challenge yang aish, diminta bikin video segala. Udah seperti vlogger aja deh. 

Aku yang pemalu ini kan agak gimana gitu? Hehehe tapi berhasil juga sih menyelesaikan tantangan. Semoga hari-hari terakhir ini bisa aku selesaikan dengan baik juga semua tantangannya.