Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isra Mi'raj, Pengingat Diri untuk Tak Abaikan Salat

11 Maret 2021   18:20 Diperbarui: 11 Maret 2021   18:30 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi seorang muslim atau muslimat ibadah salat lima waktu merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Ketika tanpa sengaja karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya kita jadi meninggalkan satu waktu salat. Maka kita wajib membayarnya dengan merappel salat yang ditinggalkan.

Sudah tahu seperti itu hukumnya tapi tetap saja banyak yang mengabaikan urusan salat. Sepertinya berat sekali menjalankan ibadah salat yang hanya lima waktu. Tak usah jauh-jauh membicarakan orang lain. Saya sendiri pun kerap dihinggapi perasaan malas. Sungguh berat memang godaan untuk salat.

Rasanya baru tidur sebentar sudah terdengar azan subuh. Mau bangun tapi mata masih berat. Begitulah godaan untuk salat subuh. Siang hari saatnya salat zuhur biasanya sedang tanggung dengan urusan pekerjaan. Tahu-tahu sudah jam dua siang. Baru deh tergopoh-gopoh.

"Ya, ampun. Sudah jam dua gue belum salat zuhur."

Saatnya salat asar pun demikian. Sedang riwehnya dengan urusan dapur dan anak-anak yang mesti mandi. Tahu-tahu sudah jam lima sore belum salat asar. Begitu seterusnya sampai tiba waktu salat magrib dan isya. Ada saja yang membuat waktu salat terabaikan. Tidak dijalankan tepat waktu.

Sebenarnya sadar kalau hal tersebut salah. Dalam hati tidak akan mengulangi hal yang sama esok harinya. Namun yang terjadi kerap terulang lagi. Kini saatnya benar-benar introspeksi diri. Bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak baik. Jangan sampai mengabaikan urusan salat. Sebab perintah salat langsung diterima oleh Nabi Muhammad Saw tanpa perantara melalui peristiwa Isra Mi'raj.

Yaitu perjalanan nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian naik ke langit menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat dari Allah SWT. Melalui beberapa kali negoisasi kalau istilah kita. Akhirnya perintah salat yang awalnya 50 berubah menjadi 5 waktu

Duh, salat 5 waktu saja berat apalagi 50. Peristiwa Isra Mi'raj tersebut menjadi pengingat diri betapa Nabi Muhammad Saw sangat memikirkan umatnya. Meminta keringanan kepada Allah SWT agar urusan salat tidak memberatkan umatnya. Namun kenyataannya tetap saja kita merasa berat dan malas-malasan kalau tiba waktunya salat.

Mulai sekarang harus lebih tertib lagi urusan salat. Pokoknya mesti diingat-ingat bagaimana proses perintah salat dan bagaimana nabi memikirkan kita umatnya soal salat ini. Jadi tidak hanya gugur kewajiban. 

"Pokoknya gue udah salat. Udah melaksanakan kewajiban."

Tidak demikian juga. Mesti diresapi betapa penting dan berharganya salat 5 waktu tersebut. Sehingga kita bisa lebih tenang, lebih bersemangat dalam menjalankan perintah salat. Tidak  menunda-nunda dan terburu-buru kala waktu salat tiba. Semoga. (EP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun