Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Sejati Pasangan Tjiptadinata Effendi Pembangkit Semangat dalam Menjalani Kehidupan

6 Januari 2021   14:57 Diperbarui: 6 Januari 2021   15:15 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Facebook Tjiptadinata Effendi

Jika kebanyakan orang menutup rapat-rapat kisah kelam masa lalu kehidupannya. Tidak demikian dengan bapak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina Tjiptadinata. Pasangan Kompasianer yang menurut saya sangat inspiratif.

Saya memang tidak mengenal beliau secara langsung. Belum pernah bertemu secara langsung juga. Namun saya kerap membaca tulisan-tulisan beliau yang begitu mengalir, jujur dan apa adanya. Terutama tulisan yang terkait perjalanan hidupnya di masa lalu.

Dengan gamblang beliau menceritakan kesulitan yang mereka alami diawal-awal pernikahan. Mulai dari merantau ke Medan, menumpang di rumah tante, kehabisan modal, memiliki hutang bertumpuk, sampai pulang ke kampung dengan menahan malu. 

Semua diceritakan tanpa tedeng aling alias tak ada yang ditutupi. Apa adanya. Jika menilik keadaan mereka sekarang ini. Tak ada yang menyangka jika beliau memiliki kisah  hidup yang pahit. 

Saya terharu membaca kisah beliau. Tak sadar air mata ini menitik tanpa bisa dibendung. Dasar saya yang cengeng. Membaca tulisan saja sampai seperti itu.

Ya, bagaimana tidak terharu? Membayangkan kondisi beliau saat itu. Membayangkan posisi ibu Roselina Tjiptadinata sebagai istri yang begitu tabah. Tidak terbayangkan jika hal tersebut menimpa pada diri saya. Apakah bisa setegar mereka?

Ah, tak bisa membayangkan. Sungguh kisah hidup yang tidak mudah dijalani. Namun kenyataannya? Mereka berdua bisa tegar dan melalui semua itu dengan hasil indah. Hingga bisa membagikan kisah tersebut untuk kita semua.

Bagi saya pribadi, kisah beliau bak pecut yang mampu membangkitkan semangat hidup. Manakala semangat hidup ini redup terhadang masalah. Ya, masalah kehidupan.

Kita semua memang tak lepas dari permasalahan kehidupan. Selama masih di dunia akan ada saja masalah yang menghampiri. 

Masalah yang dihadapi itu terkadang ringan. Namun tak jarang membuat kepala tak bisa berpikir dengan baik alias buntu. Kondisi seperti ini yang membuat pesimis dalam menjalani kehidupan.

Namun semua rasa itu segera saya tepis. Saya langsung berkaca pada kisah perjalanan hidup pak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina Tjiptadinata. 

"Masalah yang kamu hadapi ini belum seberapa dibandingkan masalah yang mereka hadapi dahulu. Mereka saja kuat masa kamu baru begini saja sudah ingin menyerah."

Begitu dialog batin ini. Jika sudah demikian, saya langsung terdiam dan merenungkan semua. 

"Iya, ya. Saya harus kuat. Harus tegar menghadapi semua permasalahan hidup. Mereka saksi hidup bahwa tak selamanya penderitaan menyelimuti hidup kita. Asal mau berubah dan berusaha pasti bisa." 

Setelah berdialog seperti ini biasanya saya merasa plong alias lega. Perasaan tertekan yang menyesakan dada perlahan mulai hilang. Saya pun mulai bisa berpikir dengan tenang. Mulai bisa menata hati untuk menyikapi permasalahan yang dihadapi.

Saya sungguh beruntung bisa menjadi bagian dari Kompasiana. Bisa mengenal pak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina Tjiptadinata meski lewat tulisan. Semoga suatu saat diberi kesempatan untuk berjumpa dan mengucapkan terima kasih secara langsung atas kisah inspiratifnya. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun