Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Prahara Datang dan Cinta Telah Pergi, Apakah Bercerai Solusinya?

5 September 2020   09:46 Diperbarui: 5 September 2020   12:19 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pokoknya gue mau cerai daripada mati ngenes!"

Kata-kata yang membuat kita semua terbengong-bengong mendengarnya. Apalagi diucapkan dengan nada berapi-api.

"Opo ora eling. Naliko semono. Kebak kembang wangi njero ning dodo," guman saya dalam hati menyenandungkan lirik lagu Cindro milik almarhum Didi Kempot.

Bagaimana tidak? Kata-kata kawan yang sedang curhat masalah rumah tangganya itu berbalik 360 derajat dibandingkan saat awal-awal ia akan menikah dulu.

"Apa tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh selain bercerai? Kasihan anak-anak?" ujar kawan satunya.

"Iya. Apalagi Lo juga enggak kerja. Elo mau ngasih makan apa bocah-bocah itu?" ujar kawan yang lain.

"Gue sama anak-anak mah gampang. Yang susahkan justru bapaknya anak-anak. Maunya makan enak. Kerja kagak. Kopi sama rokok enggak boleh telat. Telat dikit marah-marah. Gimana gue enggak stress coba? Setiap hari begitu. Udahlah ribet sama urusan anak-anak. Laki gue begitu. Lama-lama mati ngenes dah gue."

"Sabar. Namanya rumah tangga ya begitu. Ada aja. Dulu laki Lo juga kerjakan? Baru-baru ini aja toh nganggur karena pandemi? Rasanya semua juga merasakan kesulitan ekonomi deh," hibur salah satu kawan.

"Ya, memang. Masalahnya laki gue enggak ada pengertiannya. Enggak mau prihatin. Boro-boro nyari kerja lagi. Bantuin urusan rumah aja kagak mau. Semuanya gue sendiri yang ngerjain. Kerjanya cuma makan, tidur, ngopi, ngerokok. Lama-lama ludes tabungan gue. Pokoknya gue mau ngurus perceraian daripada stress dan mati perlahan-lahan."

Kami sebagai pendengar bisa apa kalau yang punya masalah sudah bertekad seperti itu. Hanya bisa mendoakan yang terbaik. Serta berkaca ke dalam diri kami masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun