Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tahun Kuda, Idul Fitri yang Berkesan Sekaligus Mengharukan

24 Mei 2020   16:26 Diperbarui: 24 Mei 2020   16:18 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat singgah di Tegal dalam perjalanan kembali ke Jakarta (dokpri)

Maka ketika malam harinya suara takbir berkumandang, perasaan saya haru biru. Ini untuk pertama kalinya saya merasakan Idul Fitri di kampung halaman. Merayakan Idul Fitri keesokan harinya tanpa berkumpul dengan ibu. Hanya bisa berkomunikasi melalui sambungan telepon. 

Ternyata sedih sekali jika masih memiliki orang tua namun tak bisa berkumpul di hari istimewa. Dari momen ini, saya bertekad untuk lebih menyayangi ibu. Memperlihatkan ibu sekembalinya ke Jakarta. Sebab rasanya tak enak sekali jauh dari ibu. Pokoknya ibu harus number one. Ibu, ibu, ibu. 

Hal tersebut yang memang saya lakukan terhadap ibu. Tak ada yang boleh menyakiti hati ibu. Apapun yang ibu mau sebisa mungkin harus bisa diwujudkan. Pokoknya momen setelah Idul Fitri 2014 tersebut menjadikan hidup dan mati saya untuk ibu. Ya, kebahagiaan ibu di atas segalanya. Saya begitu mengagungkan sosok ibu. 

Setiap akhir pekan, jika tidak menikmati makan malam di sebuah restoran yang ibu inginkan, berarti kami piknik ke suatu tempat yang ibu inginkan tentunya. Begitu hari-hari yang saya lalui selama beberapa bulan. Bekerja lalu menyenangkan ibu. 

Hanya beberapa bulan? Iya. Sebab di bukan Nopember 2014 ibu berpulang keharibaaan-Nya. Ya, Allah. Rupanya bulan Juli 2014 merupakan hari Raya Idul Fitri terakhir bagi ibu. Hanya berkisar 5 bulanan saja saya memanjakan ibu semanja-manjanya.

Tanpa sakit atau apa, ibu berpulang begitu saja. Menghembuskan napas terakhir di atas tempat tidur dengan dikelilingi kami anak-anaknya. 

Sedih. Tentu saja. Namun ada kelegaan. Sebab sudah mewujudkan semua yang ibu inginkan hingga akhir hayatnya. Oleh karenanya momen Idul Fitri 2014 menjadi momen yang berkesan bagi saya. Sebab dari situlah saya seolah diingatkan untuk memperhatikan ibu. Momen Idul Fitri tersebut juga menjadi semacam pemanasan bagi hati saya, yang rupanya akan kehilangan ibu untuk selamanya.

Saya sebut pemanasan, sebab di momen Idul Fitri itu juga untuk pertama kalinya saya tidak merayakannya bersama ibu. Setiap momen memiliki kisahnya sendiri. Dan inilah kisah saya. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun