Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita untuk Anak] Si Kukuk yang Malang

18 Januari 2020   09:36 Diperbarui: 24 Januari 2020   09:12 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar by ebookanak.com

Waktu terus bergulir. Tak terasa matahari sudah tergelincir ke arah barat. Pertanda senja akan segera turun. Namun cuaca yang memang sedang tidak menentu seperti yang dikatakan si Tutu, membuat langit senja yang biasanya merah merona mendadak terlihat gelap gulita. 

Langit hitam tertutup mendung. Para penghuni hutan yang sejak pagi sibuk mengumpulkan makanan bergegas pulang. Kembali ke sarang masing-masing. 

"Duh, bagaimana ini? Makananku habis. Tapi cuaca di luar gelap gulita. Pertanda hujan deras akan segera turun," ujar si Kukuk dengan nada cemas. 

Ia terlihat mondar-mandir di depan sarangnya. Terbang sebentar, tak lama kemudian segera hinggap kembali di sarang. Ragu-ragu untuk terbang jauh karena melihat langit yang gelap gulita. Padahal malam belum juga turun menyelimuti bumi. 

Si Tutu menjembulkan kepalanya dari lubang persembunyian (baca:sarang).

"Hai, Kukuk! Apa yang sedang kamu lakukan di luar?  Kenapa kamu kelihatan bingung sekali," tanya Tutu.

"Aku lapar. Makananku habis. Saat aku ingin keluar mencari makan ternyata mendung. Langit gelap sekali. Sepertinya akan hujan deras."

"Loh! Kamu tidak mencari makanan sedikit pun sepanjang hari ini" tanya Tutu lagi.

"Tidak. Aku tertidur. Ketika terbangun dan perutku merasa lapar, aku hendak keluar untuk mencari makan. Ternyata hari akan hujan," sahut Kukuk tersedu.

"Kamu sih tidak mendengarkan nasihatku. Aku kan sudah bilang kalau cuaca sedang tidak menentu. Jadi manfaatkan waktu sebaik-baiknya saat cuaca cerah," gerutu Tutu.

Tutu merasa kasihan melihat si Kukuk. Tetapi sekaligus kesal. Karena Kukuk tidak mau mendengarkan nasihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun