Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Berkunjung ke Museum Kepresidenan, Balai Kirti Bogor

20 Desember 2019   08:52 Diperbarui: 20 Desember 2019   09:06 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali mendengar kata kepresidenan, maka yang terlintas dalam benak ini adalah sesuatu yang erat kaitannya dengan birokrasi. Jika sudah berurusan dengan birokrasi suka riweh urusanya. Apalagi bagi kita orang yang cuek dan enggak suka ribet. Urusan birokrasi bisa membuat ilfeel atau tak semangat.

Bagaimana tidak ribet kalau urusan perijinan, pakaian sampai sepatu harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. 

Demikian juga aturan yang berlaku di Museum Kepresidenan, Balai Kirti, Bogor. Sebagai pencinta sejarah tentu mengunjungi museum sudah seperti tradisi yang tak boleh dilewatkan. Namun ketika museum yang hendak dikunjungi memiliki aturan yang ketat. Maka tak bisa berkunjung sesuka hati, yang berujung penundaan kunjungan tanpa batas waktu alias nanti-nanti dulu.

Oleh karenanya pada saat mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta, tertera jadwal kunjungan ke Istana Kepresidenan, Balai Kirti Bogor. Tak saya sia-siakan kesempatan ini. Langsung saya iya kan.

Dengan mengambil titik kumpul di hotel bidakara, Jakarta. Kami berangkat ke Bogor menggunakan bus secara berombongan. Sebelumnya kami sudah diberitahu mengenai aturan yang berlaku.

Sesaat sebelum keberangkatan. Dokpri.
Sesaat sebelum keberangkatan. Dokpri.

Begitu hari pelaksanaan ada saja yang menyepelekan. Seorang rekan ada yang mengenakan celana panjang blue jeans. Alhasil di pintu pemeriksaan ia ditahan.

"Maaf ibu tidak boleh masuk ke dalam. Cukup menunggu di sini saja," kata petugasnya.

Si kawan merasa bingung kenapa ia tak boleh masuk. Kami yang sedang antri untuk diperiksa pun ada yang panik karena ada kawan yang ditahan. Begitu mengetahui permasalahannya, barulah kami lega.

"Oalah, kirain ditahan karena apa. Kemarin kan sudah diberitahu enggak boleh pakai ini atau itu. Ketahuan tidak menyimak tuh ibu."

Berhubung kami rombongan maka ketika satu ada masalah, lainnya diharap sabar menunggu. Setelah bernegosiasi dengan petugasnya tak berhasil juga. Akhirnya si ibu disarankan membeli kain batik yang ada di galeri. Nanti kainnya dililit menutupi celana jeansnya. Seperti itu baru boleh ikut masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun