Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Serunya Motoran Keliling Jawa Berbarengan dengan Arus Mudik

7 Juni 2018   19:52 Diperbarui: 14 Juni 2018   04:41 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik merupakan tradisi yang terjadi pada tiap-tiap hari raya Idul Fitri. Seberapa pun melonjaknya harga tiket angkutan lebaran, selalu ludes tak tersisa. Dan seberapa pun macetnya jalanan kala mudik lebaran. Tak membuat kapok para pemudik. Karena lebaran merupakan momen yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga besar. Terutama bagi para perantau atau yang sudah hijrah dari kampung halamannya.

Begitu juga dengan saya. Tujuan mudik saya adalah ke Lampung. Karena keluarga besar orang tua saya sudah hijrah ke sana. Mulai dari kakek, nenek, bulek, paklek, bude dan pakde. Kok bulek, paklek? Iya, karena saya berasal dari suku Jawa. Tapi sudah menjadi warga Tangerang. Bukan orang asli Lampung. Mudiknya saja yang ke sana.

Pada satu ketika saat lebaran tahun 2016 yang lalu, saya tidak mudik ke Lampung. Karena belum lama sudah ke sana menghadiri acara hajatan salah satu kerabat di sana. Tentu saja hampir seluruh keluarga besar berkumpul saat itu. Maka lebaran tidak harus berkumpul lagi. 

Nah, biasa mengikuti tradisi mudik. Tiba-tiba tidak mudik rasanya aneh. Apalagi suasana lebaran di Jakarta menurut saya sangat sepi. Terbersitlah keinginan untuk keliling Jawa mengunjungi sanak saudara serta teman-teman di sana. Jadi tidak diniati untuk mudik melainkan jalan-jalan.

Maka begitulah. Berbarengan dengan arus mudik, saya bertekad keliling Jawa dengan mengendarai sepeda motor. Awalnya mengajak adik-adik supaya ada kawan.Tapi karena mereka anggap ini gila. Jadi tidak ada yang mau. Saya coba hubungi beberapa kawan, mereka juga tidak mau karena berbarengan dengan lebaran. Akhirnya meluncurlah saya sendirian dengan tujuan Surabaya. Tempat saya pernah menghabiskan masa kecil.

Cirebon Persinggahan Pertama

Pagi-pagi sekali saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Tepat pukul 08.00 WIB saya meluncur meninggalkan Kota Tangerang menuju Jakarta. Karena jalur yang saya tuju adalah Kalimalang lalu Bekasi, Karawang, Subang dan seterusnya.

Dibeberapa posko lebaran saya beristirahat berbaur dengan para pemudik. Atau di rest area SPBU yang dilalui. Seru dan menyenangkan saat berbaur istirahat dengan para pemudik lain. Ada saja cerita yang terlontar yang membuat diri ini senang dan tidak merasa sendiri. Terkadang ada beberapa pemudik yang mengajak bareng, lalu berpisah di salah satu titik karena berbeda jalur.

Cirebon menjadi kota pertama persinggahan saya. Karena saya tidak melanjutkan perjalanan pada malam hari. Bermalam di kota Cirebon dan menikmati geliat kota ini menjadi kenangan yang tak terlupakan. 

Esok paginya seusai sholat subuh saya kembali melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya adalah daerah Wangon dan sekitarnya. Di sana ada beberapa saudara yang perlu dikunjungi. 

Berlebaran di kediaman Ahmad Tohari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun