Mohon tunggu...
Deni Darmawan
Deni Darmawan Mohon Tunggu... Dosen - Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

- Penulis Buku Menulis itu Gampang, Kreativitas Menulis Kaum Rebahan, Legenda Sang Dakwah - Penulis buku dan artikel populer di Media Massa - Nominator dan Penerima Hibah Penelitian Kemenag RI Moderasi Beragama tahun 2021. - Dosen dan Tutor Online Agama Islam Univ. Pamulang dan Univ. Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kang Abik: Halal bi Halal sebagai Sarana Memaafkan Antar Sesama

5 Juni 2021   13:27 Diperbarui: 5 Juni 2021   13:31 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-UNPAM) bekerjasama dengan Yayasan Sasmita Jaya Group menggelar halal bi halal online dengan tema "Menjaga Spirit Ramadan, Terjaga Pribadi Humanis dan Religius" pada Senin (24/5/2021) dengan penceramah H. Habiburrahman El-Shirazy, Lc. Pg.D seorang Da'i, Novelis dan Penyair Indonesia. Acara ini hadiri oleh ketua Yayasan Ssmita Jaya Dr. Hc. H. Darsono, Rektor Universitas Pamulang Dr. H. E. Nurzaman, M.Si, juga seluruh Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi, Dosen dan Staf.

"Atas nama Keluarga Besar Yayasan, kami mengucapkan mohon maaf lahir bathin. Semoga kita diberika kesehatan dan bertemua dengan Ramadan yang akan datang. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Habiburrahman El-Shirazy atas kehadirannya, semoga apa yang disampaikan menjadi pencerahan untuk kita," ungkap H. Darsono dalam sambutannya.

Sambutan selanjutnya datang dari Nurzaman Rektor Universitas Pamulang. "Kami mengucapkan Tawaballah minna wa minkum. kegiatan Halal bi halal ini  menjadi spirit untuk kita semua dan Unpam menjadi kampus yang humanis dan religius. Bisa memberikan pelayanan yang terbaik dalam proses pembelajan dan pendidikan," tuturnya.

Dalam tausiah, Habiburrahman El-Shirazy atau biasa disapa Kang Abik mengatakan, bahwa bulan Ramadan adalah bulan kasih sayang Allah kepada orang-orang beriman dan bulan literasi. "Ramadan menjadi bulan kasih sayang kepada kita semua. Bulan Ramadan juga sebagai bulan ilmu pengetahuan dan literasi. Ayat pertama turun berkenaan dengan perintah membaca. Sedangkan Al-Quran artinya bacaan.  Pada surat al-Alaq, kata al-Qalam dalam rangkaian setelah kata Iqra,  mengindikasikan bahwa setelah membangun budaya membaca sejatinya dilanjutkan dengan budaya literasi. Jadi bulan Ramadan diperintahkan untuk membaca Al-Quran, sebagai nutrisi ruhiyah kita. Semua ibadah ibadah Ramadan tidak hanya memberikan nutrisi untuk jasad dan akal, tapi juga ruhiyah," terang penulis novel ayat-ayat cinta ini.

"Ramadan menjadi peningkatan literasi. Karena dengan membaca dan menulis menjadi wasilah yang paling efektif untuk mentransfer dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Para pakar mengatakan, jika budaya membaca dan menulisnya kuat, maka suatu bangsa akan kuat," sambungnya.

Kang Abik melanjutkan, bahwa ibadah Ramadan menggiring kita menjadi orang bertakwa. "Jawaban dari Al-Quran bahwa takwa menjadi sebaik-baik bekal. Baik bekal di dunia dan di akhirat nanti. Orang yang bertakwa tidak akan tertimpa kesedihan, penderitaan. Ia akan diberikan jalan keluar dari berbagai masalah, diberikan pintu rizki dari arah tak disangka-sangka (QS. 65: 2-3). Orang yang bertakwa adalah pemenang dan orang-orang yang beruntung," kata alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini.

"Timbang kemuliaan seseorang adalah orang yangg paling bertakwa. Takwa menjadi jalan keselamatan dunia akhirat. Penyebab pintu barokah dibuka dari langit dan bumi. Orang-orang yang bertakwa adalah orang yang dicintai oleh Allah. Kesemua itu adalah kemuliaan dan akan diberikan tempat kemenangan yaitu dimasukkan ke dalam surganya Allah," ungkap Kang Abik yang juga pernah menjadi sutradara.

Terakhir, Kang Abik menyampaikan tentang ayat-ayat cinta yang membuat dirinya terinspirasi menulis. "Di dalam surat Az-Zukhruf ayat 67 "Al-akhill`u yauma`iim ba'uhum liba'in 'aduwwun illal-muttaqn yang artinya "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." Orang yang paling akrab bisa jadi bermusuhan, ibu dengan anak bisa bermusuhan, dosen dengan mahasiswa bisa bermusuhan yang dulu akrab. Mereka diakhirat membela kepentingan masing-masing, kecuali orang yang bertakwa, akan selamat karena tidak bermusuhan. Orang bertakwa orang yang takut kepada Allah, maka ia tidak akan menzalimi," tuturnya.

Menurut Kang Abik, acara halal bi halal menjadi sebuah sarana untuk saling memaafkan. "Hubungan dengan Allah (hablumminallah) kita sudah meminta ampun dengan banyak mengucapkan istighfar. Namun, hubungan dengan manusia (hak-hak Adam) harus diselesaikan di dunia, jangan dibawa ke akhirat. Jadi, halal bi halal kita manfaatkan untuk saling memaafkan antar sesama di dunia. Menjadi pemenang itu jika kita dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga. Sungguh dia telah menjadi pemenang dan beruntung," tutup Kang Abik yang karya novelnya sudah banyak beredar di Malaysia, Singapura, Australia dan Amerika Serikat.

Kontributor : Deni Darmawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun