Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Horor: Dia adalah Adikku

6 Februari 2022   08:14 Diperbarui: 6 Februari 2022   08:17 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia Adalah Adikku

(A. Deni Saputra)

Perempuan berambut ikal bernama Fiona. Ia tidak dapat menolak ketika adik satu-satunya meminta untuk bermain air di kamar mandi. Fiona sangat menyayanginya setelah ibu mereka meninggal beberapa bulan lalu. Ia seorang diri merawat dan menemani adiknya yang bernama Gwen.

"Kak Fiona sudah saatnya untuk mandi," ucap Gwen dengan senyum yang menyungging.

Gwen menarik tangan Fiona dan menyuruhnya berbaring di bak mandi. Fiona mulai dilanda kecemasan ketika Gwen menyiramkan air dan memenuhi bak mandinya.

"Gwen, kita sudah selesai ya bermainnya. Lihat, baju Kakak sudah basah kuyup." Fiona berusaha bangun dan menunjukkan dirinya kepada Gwen.

Raut muka Gwen tampak marah. Ia mendorong Fiona untuk tetap berada di bak mandi. Fiona berusaha untuk bangkit, tetapi tenaga Gwen seperti dibantu oleh makhluk lain. Kuat sekali. Air sudah memenuhi bak mandi dan menenggelamkan tubuh Fiona. Gwen menahan agar Fiona tidak bangkit dari bak mandi.

"Bunuhlah, bunuhlah Kakakmu itu, ia sudah menghancurkan hidupmu." Suara bisikan mendekap telinga Gwen.

Gwen, seorang perempuan berparas cantik, dengan rambut lurus yang membedakannya dengan Fiona dan ibunya. Ia mengetahui jika dirinya adalah anak pungut yang ditemukan Ibu Fiona di pinggir jalan, dekat rumah. Gwen dan Fiona sedari kecil selalu bermain bersama, saling menyayangi. Setelah kematian Ibunya beberapa bulan lalu, Gwen menerima bisikan-bisikan jahat agar ia membunuh kakaknya, Fiona.

Fiona tampak tidak bergerak, ia kehabisan napas untuk beberapa saat. Gwen dengan segera mengangkat tubuh Fiona.

"Maafkan aku, Kak." Seketika sikap Gwen berubah drastis. Ia menjadi baik kembali setelah tadi seperti kerasukan roh jahat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun