Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sastra Klasik: Contoh Gurindam, Peribahasa, dan Syair

27 Januari 2022   07:29 Diperbarui: 27 Januari 2022   07:36 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sastra Klasik: Contoh Gurindam, Peribahasa, dan Syair

1. Gurindam Pasal Kedelapan 

Barang siapa khianat akan dirinya

Apalagi kepada lainnya

Kehidupan merupakan jalan untuk mencari sesuatu kebaikan sehingga akan di perlukan sebuah kejujuran. Pada gurindam di atas menyatakan jika kita bisa mengkhinati dirinya sendiri maka tidak ada keraguan lagi untuk bisa melakukannya kepada orang lain. Karena pada dasarnya untuk bisa menghargai diri sendiri harus bisa menghargai orang lain atau sebaliknya.

Kepada dirinya ia aniaya

Orang itu jangan engkau percaya

Kita sudah bisa lihat bagian atas bahwa segala sesuatu itu harus dimulai dari diri kita sendiri, baik itu kebaikan ataupun keburukan karena kita sendirilah yang mengendalikan semuanya. Oleh sebab itu jika kita menemukan orang yang telah menyia-nyiakan dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan yang dianggap buruk maka kita harus bisa menjaga jarak dengannya bahkan kita jangan mudah percaya dengan apa yang dikatakannya atau yang diperbuatnya.

Lidah suka membenarkan dirinya

Dari pada yang lain dapat kesalahannya

Pada gurindam ini merupakan cermin dari hal di atas, karena terbukti dengan memperbudak diri sendiri akan mengakibatkan perbuatan buruk lainnya hadir dan tertanam pada hati kita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa 'lidah itu lebih tajam dari pada sebilah pedang', karena itu akibat yang ditimbulkan lidah akan sangat menyakitkan. Setelah kita melakukan penganiayaan terhadap diri sendiri maka mulut ini akan membenarkan semua perkataannya sendiri pula sehingga akan timbul fitnah dan menyalahkan orang lain. Segala sesuatu yang dikerjakannya dianggap benar meski orang lain menilai salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun