Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Harian: Lumajang yang Tak Terpajang Lagi

6 Desember 2021   13:23 Diperbarui: 6 Desember 2021   13:30 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lumajang Tak Terpajang Lagi

(Tragedi Erupsi Semeru)

 

Kini setelah keindahan terenggut oleh bencana alam, Semeru hanya akan menjadi kenangan. Keterkejutanku akan masalah kemanusiaan akan datangnya erupsi Semeru di Lumajang, membuat diary biruku luntur dalam sekejap. Di manakah kedamaian kotamu Lumajang? Haruskah cermin itu retak bukan karena masalah manusia? Tetapi bayangan kotamu akan kemurkaan alam. Sekarang aku mendengarkan dan menyaksikan kekacaubalauan kotamu, sejarahmu diluluhlantahkan air mata, atau kedamaianmu akan musnah tertimbuan asap-asap derita masyarakatmu. Butiran mutiara alami dari kelopak mataku berjatuhan dengan matinya keindahanmu. Akankah kembali seperti semula dengan kesejukan dan berbagai corak kotamu.

Gunung tertinggi yang kokoh berdiri tak kuasa menahan bencana itu. Semeru dengan berjuta petualangan yang berliku menjadi pelipur dari keindahannya. Bahkan kenangan pendaki berganti keramaiannya dengan isak tangis, hiruk pikuk masyarakatnya. Pecah belah berhamburan lika-liku perjalanan, membuat lubang-lubang penyesalan kehidupan. "Air susu dibalas dengan air tuba" sepertinya ungkapan itu sepantasnya menggambarkan keadaan Kota Lumajang saat ini. Di mana kota dengan beribu kesejarahannya, banyak memberikan tatanan yang apik untuk Indonesia bahkan dunia, tragedi spiritualitas dalam petualangannya, tetapi alam tidak merestui semuanya. Yang terjadi hanya balasan yang sangat menyedihkan. Apa masih ada dosa yang tersimpan oleh kotamu?

Kehancuran semua itu tak dapat menghapus kenangan terindah dalam hidupku untukmu, Semeru. Pendakianmu menjadi salah satu yang bersejarah pula dalam tulisanku. Kedamaianmu pasti akan kembali dan tertata rapi dengan berbagai aktivitasmu. Aku tetap mencintaimu dengan segala kisahnya, alamnya, dan petualangannya. Oleh sebab itu, janganlah menangis, janganlah menyesali, janganlah kau jatuh dengan berbagai masalahmu, tetapi tegarlah, bangunlah, sadarkan semua kesalahanmu untuk hari esok dan yang akan datang. Meski keretakan itu akan membekas tetapi semuanya akan terpana oleh keindahan sejarahmu.

Lumajang, aku akan kembali lagi mendengar beritamu pada  lain waktu dengan wajahmu yang baru. Aku tidak bisa membantumu dengan tangan kecilku, karena doaku yang terkuat terus mengalir untukmu. Tuhan pun akan terus memperhatikanmu dengan keadaan yang lebih baik dari kemarin. Ya, Semeru akan menjadi tempat yang tetap disegani dunia.

Semeru Menderu

By: ADS

Kabar pilu dari Semeru;

menyayat senyum yang berlalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun